Rakor Penanggulangan Kemiskinan, Klaim Kemiskinan di Buleleng Turun Jadi 5,39 Persen
Quotation:
Data kemiskinan kita tahun lalu 6,26, turun menjadi 5,83. Terus data kemiskinan terbaru pada Agustus 2024 ini turun lagi menjadi 5,39. Ini yang harus kita evaluasi bersama lagi dan meningkatkan lagi program-program penanggulangan kemiskinan di Buleleng,” pinta Sekda Suyasa.
Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Melihat progres kinerja Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Buleleng, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa meminta seluruh anggota lebih menggejot lagi program-program penanggulangan kemiskinan pada tahun 2025.
Demikian terungkap dalam Rapat Kolaborasi Lintas Sektor Penanggulangan Kemiskinan di Ruang Rapat Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Buleleng, Kamis (14/11/2024).
Sekda Suyasa yang juga selaku Ketua TKPKD Buleleng menyampaikan bahwasannya persoalan kemiskinan ekstrim di Kabupaten Buleleng telah tertangani dengan sangat baik. Namun demikian, persoalan kemiskinan secara keseluruhan masih menjadi permasalahan yang cukup besar untuk dituntaskan. Berdasarkan laporan Kepala Bappeda Buleleng, Putu Ayu Reika Nurhaeni yang menyebutkan bahwa data kemiskinan sampai dengan Agustus 2024 mengalami penurunan diangka 5,39.
“Data kemiskinan kita tahun lalu 6,26, turun menjadi 5,83. Terus data kemiskinan terbaru pada Agustus 2024 ini turun lagi menjadi 5,39. Ini yang harus kita evaluasi bersama lagi dan meningkatkan lagi program-program penanggulangan kemiskinan di Buleleng,” pinta Sekda Suyasa.
Pihaknya mengakui banyak tantangan dalam penanggulangan kemiskinan di Buleleng, kendati pun demikian hal tersebut bukan menjadi penghalang komitmen Pemkab Buleleng dalam upaya mensejahterakan masyarakat secara menyeluruh.
Terkait dengan stunting, Sekda Suyasa memberikan apresiasi atas upaya kolaborasi lintas sektoral termasuk juga keterlibatan masyarakat untuk bersama-sama mendukung program yang menyangkut tentang gizi dan pola hidup sehat. Tercatat hingga tahun ini data angka prevalensi stunting yang semula sebesar 11 turun menjadi 6,2 di tahun 2023, kemudian turun lagi menjadi 3,5 pada Februari 2024. “Persoalanan kemiskinan di Buleleng disebabkan oleh banyak faktor, baik itu dari kultur si penerima maupun juga dari tepat sasaran atau tidaknya penerima bantuan. Jadi ini perlu kita validasi kembali datanya. Wajib dibuatkan skema penanggulangan kemiskinan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang,” pungkas Sekda Suyasa.
Editor: Francelino
Sumber: Humas Pemkab Buleleng