Politik

Bravo Koster-Giri: Koster Tawarkan Konsep Ekonomi Kerthi Bali dengan Enam Penunjang Ekonomi

Quotation:

Ke depan proporsi pariwisata menurun namun secara nominal tetap tingg. Kita tidak boleh memusuhi pariwisata karena itu anugerah, pariwisata jauh lebih berkelanjutan ketimbang sumber daya alam (SDA) tambang minyak, gas, emas, atau tambang batu bara,” papar Koster.

Singaraja SINARTIMUR.co.id – Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali Nomor Urut 2, Wayan Koster dan Nyoman Giri Prasta tampil memukau pada acara Uji Publik di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja, Rabu (6/11/2024) siang.

Dalam acara yang dipandu langsung oleh Rektor Undiksha Prof Dr Wayan Lasmawan, S.Pd, M.Pd, Cagub Koster memaparkan dan menawarkan sejumlah konsep pembangunan Bali lima tahun ke depan.

Di sektor ekonomi, misalnya, Koster mengungkapkan bahwa dalam jangka panjang Bali tidak bisa hanya mengandalkan sektor pariwisata saja sebagai penopang perekonomian Baki. Oleh karena itu, Koster menawarkan program dengan Konsep Ekonomi Kerthi Bali dengan enam sektor penunjang ekonomi termasuk pariwisata.

Konsep ini sangat penting mengingat saat dunia diterjang pandemi Covid-19, Bali keteter karena ekonomi Bali kala itu sangat terpuruk karena terlalu bergantung pada sektor pariwisata. Maka itu, kata Koster, Bali harus belajar dari pengalaman buruk itu.

“Pada saat Covid-19, perekonomian Bali tahun 2020 lumpuh total dan mengalami pertumbuhan negatif, minus 9,34 persen kemudian tahun 2021 minus lagi 2,46 persen, dan 2022 mulai positif 4,4 persen, dan 2023 5,7 persen semua ini dipacu karena pariwisata,” ungkap Koster.

Apa yang dikembangkan dalam transformasi ekonomi dengan Konsep Ekonomi Kerthi Bali? Koster menjelaskan ada enam sektor yang akan dikembangkan dalam transformasi ekonomi Bali ini, yaitu sektor pertanian dengan sistem pertanian organik, sektor kelautan dan perikanan, sektor industri manufaktur dan industri berbasis budaya branding Bali, sektor industri kecil menengah (IKM) usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi, kelima sektor ekonomi kreatif dan digital serta terakhir sektor pariwisata.

“Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali bersama Badan Perencanaan Pengembangan Nasional (Bappenas) Republik Indonesia (RI) telah membuat grand design program ini. Ini sudah menjadi dokumen yang disetujui Bappenas, mulai 2025 akan kami percepat pelaksanaannya,” beber Koster.

“Pembangunan pertaniannya, pemberdayaan kelautan perikanan serta pengembangan industrinya dari hulu sampai ke hilir supaya ekonomi Bali betul-betul lebih berkualitas berkelanjutan serta memiliki daya saing yang tinggi. Ke depan supaya Bali betul-betul daulat politik, berdikari ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan ini harus kita jalan,” sambung Koster lagi.

Kata Koster, konsep yang ia tawarkan itu tidak akan menganaktirikan sektor pariwisata. Ke depan, sebut Koster, sektor pariwisata akan berfungsi sebagai lokomotif untuk menggerakkan lima sektor lainnya. Tujuannya untuk menyeimbangkan struktur dan fundamental perekonomian Bali.

“Ke depan proporsi pariwisata menurun namun secara nominal tetap tingg. Kita tidak boleh memusuhi pariwisata karena itu anugerah, pariwisata jauh lebih berkelanjutan ketimbang sumber daya alam (SDA) tambang minyak, gas, emas, atau tambang batu bara,” papar Koster meyakinkan.

Writer/Editor: Francelino

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button