SPECIAL PAGE FOR MULIA-PAS: PAS “Mesadu” Soal Shortcut ke Masyarakat Sangket
Quotation:
Mana kalau tidak diinisiatif dulu! diupayakan tanahnya dulu! Nggak mungkin dong! Ini hal yang lucu, hanya membanggakan prestasi, tidak memikirkan bagaimana orang merencanakan, berikanlah penghargaan, saya bangun sama Pak Agus, kan gitu Ya?” ucap PAS.
Sukasada, SINARTIMUR.co.id – Pasca debat terbuka Calon Gubernur/Cawagub Bali pertamapada Rabu (30/10/2024) malam, yang diwarnai dengan berbagai perdebatan dan klaim megaproyek seperti jalan shortcut Singaraja-Mengwi Tani, Kamis (31/10/2024) Paslon Gubernur/Wagub Nomor Urut 1 Nyoman Muliawan Arya alias De Gadjah dan Putu Agus Suradnyana alias PAS langsung tancap gas ke Buleleng melakukan kampanye.
Kampanye Kamis (31/10/2014) itu digelar di beberapa desa/kelurahan di tiga kecamatan berbeda di Kabupaten Buleleng Kampanye MULIA-PAS diawali dari Lingkungan Sangket, Kelurahan Sukasada, Kecamatan Sukasada, kemudian dilanjutkan ke Desa Gobleg, Kecamatan Banjar, kemudian di Desa Mayong, Kecamatan Seririt. Selanjutkan kampanye dilaksanakan di kandang PDI Perjuangan di Desa Banjar, Kecamatan Banjar, berakhir di Desa Sambangan, Kecamatan Sukasada.
Apa yang disampaikan MULIA-PAS dalam kampanye kali ini. Cawagub PAS yang diberi kesempatan pertama oleh De Gadjah saat di Lingkungan Sangket, Kelurahan Sukasada, lebih banyak mesadu soal pembangunan jalan shortcut Singaraja-Mengwi Tani.
Ini lantaran dalam debat itu kedua paslon Gub/Wagub Bali itu saling klaim sebagai penggagas pembangunan jalan shortcut Singaraja-Mengi Tani. Dan dalam debat itu, Paslon Gubernur/Wagub Nomor Urut 2 Wayan Koster-Nyoman Giri Prasta membungkam PAS tidak banyak berkomentar karena Giri Prasta juga mengungkit bantuan untuk pembangunan Pasar Banyuasri saat PAS menjadi Bupati Buleleng.
PAS mengaku aneh kala jalan shortcut itu diklaim oleh Cagub Koster (incumbent) sebagai karyanya dalam debat terbuka Cagub/Cawagub Bali pertama Rabu (30/10/2024) malam. PAS mengisahkan bahwa rencana pembangunan jalan shortcut Singaraja-Mengwi Tani itu mulai dibahas pada tahu 2013 tepatnya setahun setelah dirinya dilantik menjadi Bupati Buleleng tahun 2012. Kemudian, cerita PAS, ide itu disampaikan kepada Megawati Soekarnoputri dan Menteri PUPR RI Basuki saat meresmikan Bendungan Titab sekitar tahun 2016. Kata PAS, ide itu langsung direspon Megawati dengan memerintahkan Menteri PUPR Basuki untuk membantu pembangunan jalan shortcut itu.
“Akhir dibantu, dan tahun 2017 dibikin lah detail engineering design (DED), berarti saya Bupati 2017 memfinalkan gambarnya, Pak Menteri kesini, diatas sini (sambil menunjuk kea rah lokasi pemangunan shortcut). Lalu survei sama Pak Menteri ini. 2018 sudah saya masukkan anggarannya dari APBD Buleleng untuk pembebasan tanahnya semua Rp 10 miliar lebih dan kita bayar dua kali karena kemampuan kita terbatas di induk dan di perubahan. Tender mulai karena kita sudah bebaskan semua tanah,” cerita PAS.
“Tahun 2018 Pak Wayan (maksudnya: Wayan Koster) dilantiklah jadi Gubernur Bali bulan September. Dua bulan berikutnya kok sudah ground breaking shortcut, penjet tombol bahwa shortcut sudah bisa jalan (dibangun, red). Mana kalau tidak diinisiatif dulu, diupayakan tanahnya dulu, nggak mungkin dong! Ini hal yang lucu, hanya membanggakan prestasi, tidak memikirkan bagaimana orang merencanakan, berikanlah penghargaan, saya bangun sama Pak Agus, kan gitu Ya?” kisah PAS sambil mesadu kepada ratusan massa yang hadir.
Di hadapan massa, dengan nada tinggi PAS juga menyayangkan pernyataan Cawagub Nomor Urut 2 Giri Prasta yang agung-agungkan bantuan hibah Pemkab Badung ke kabupaten lain di Bali. “Itu bukan uang pribadi (Giri Prasta). Kita punya hak, Buleleng merupakan daerah penyangga pariwisata,” kritik PAS.
Writer/Editor: Francelino