Nasional

Calon Bupati Buleleng Rajin Kampanyekan Bandara, Abaikan Bandara Letkol Wisnu

Quotation:

Untuk apa susah-susah membangun Bandara baru, lebih baik kembangkan saja Bandara Letkol Wisnu. Membangun Bandara baru, banyak polemic dan habiskan uang banyak,” ucap Tirtawan.

Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Wacana pembangunan Bandara di Buleleng menjadi jualan politik yang menarik. Buktinya dalam Pilkada Serentak 2024 ini Paslon Gubernur/Wagub Bali Nomor Urut 1 dan Paslon Bupati/Wabup Buleleng Nomor Urut 1 menjadikan wacana pembangunan Bandara di Buleleng sebagai jualan politik utama dalam setiap kampanye.

Jualan politik para candidat kepada daerah itu mengusik Bupati Buleleng periode 2002-2012 Dr Drs Putu Bagiada, MM, yang kini telah bergerak Ida Pandita Mpu Acharya Dwi Cakra Jaya Nada setelah menjadi sulinggih.

Menurut Ida Pandita Mpu Acharya, para kandidat kepala daerah itu menjadi pembangunan Bandara sebagan jualan politik mereka di masa kampanye ini membuktikan bahwa mereka masih buta dan tidak tahu tentang perkembang Buleleng. Kata dia, Buleleng sudah memiliki Bandara Komersial lokal yakni Bandara Letkol Wisnu di Sumberkimia, Kecamatan Gerokgak, berjarak sekitar 60 kilometer dari Kora Singaraja.

“Padahal Bandara Bali Utara untuk komersial lokal sudah selesai dibangun dengan panjang runway 1200 m (1,2 km) pesawat Boeing 337 sudah bisa lepas landas Jakarta-Bali,” ucap Ida Pandita Mpu Acharya, Sabtu (12/10/2024).

Ida Pandita Mpu Acharya yang merupakan bupati pertama produk reformasi itu membeberkan bahwa Bandara Letkol Wisnu itu malah sudah dimanfaat oleh Bali International Flight Academy (BIFA) yakni sekolah penerbangan terbaik di Asia Tetanggara. “Bahkan telah dimanfaatkan oleh BIFA (Bali Internasional Flight Akademy) sekolah penerbangan terbaik di Asia Tenggara bahkan telah meluluskan ratusan pilot dan tersebar diberbagai maskapai penerbangan nasional bahkan internasional,” ungkap Ida Pandita Mpu Acharya.

Tokoh masyarakat Bali Nyoman Tirtawan menambahkan, akibat ulah kepala daerah yang meminta biaya sewa Bandara Letkol Wisnu terlalu tinggi (mahal) sehingga managemen BIFA pun hengkang dari Bandara Letkol Wisnu dan pindah ke Bandara Blimbingsari, Banyuwangi, Jawa Timur.

“Mengapa sampai sekarang, tempat latihan penerbangan bagi calon-calon pilot itu, investornya lari. Dan sekarang lagi-lagi mau datangkan investor (untuk bangun Bandara Bali Utara, red)? Dulu aja, investornya sudah ada dibikin lari, bagaimana imaje Buleleng yang notabene, maaf, daerah miskin, daerah susah, sampai orang yang punya duit lari dari Buleleng. Itu sudah tidak benar,” kritik Tirtawan.

Menurut Tirtawan, kalau pada kandidat kepala daerah itu Cerda dan pintar maka tidak perlu susah-susah menghamburkan uang untuk membangun Bandara baru, lebih baik mengembangkan atau memperpanjangan runway yang tidak terlalu banyak menelan anggaran. “Untuk apa susah-susah membangun Bandara baru, lebih baik kembangkan saja Bandara Letkol Wisnu. Membangun Bandara baru, banyak polemic dan habiskan uang banyak,” saran Tirtawan.

Ida Pandita Mpu Acharya dan Nyoman Tirtawan juga mempertanyakan program pengembangan Pelabuhan Celukan Bawang menjadi pelabuah kapal pesiar yang digaungkan salah sagu cabup Buleleng dalam kampanyenya. “Kedua, telah dibangun pelabuhan kapal pesiar di Celukan Bawang dengan panjang 160 meter dan sudah berlabuh berbagai kapal pesiar Australia secara rutin setiap 3 bulan ukuran panjang 150m. Kenapa bupati Buleleng gak ngerti,”sindir Tirtawan.

Writer/Editor: Francelino

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button