Bravo Koster-Giri: Koster Paparkan Pembangunan Shortcut di Hadapan Ratusan Massa Ambengan
Quotation:
Apa sebabnya? Ya karena tidak bisa mengelola anggaran. Itu saja rumusnya. Jangan cari alasan kene keto. Riil ini. Maksudnya biar ngerti membedakan yang sekarang dengan yang sebelumnya,” tegas Koster.
Sukasada, SINARTIMUR.co.id – Kelanjutan mega proyek jalan shortcut Singaraja-Mengwi Tani dipaparkan Calon Gubernur Bali Nomor Urut 2, DR Ir I Wayan Koster, MM, di hadapan ratusan massa di Desa Ambengan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Kamis (24/10/2024) siang.
Koster menceritakan bahwa masyarakat Ambengan juga akan kebgaian kue pembangunan yang bernilai ratusan miliar rupiah berupa kelanjutan pembanguan jalan shortcut Titik 11 dan Titik 12 wilayah Desa Ambengan. Ini akan menumbuhkan ekonomi di sekitarnya.
Saat kampanye di Desa Ambengan tersebut, Koster juga dibersamai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Buleleng, dr. Nyoman Sutjidra, Sp.OG., dan Gede Supriatna, SH. Juga turut serta sejumlah pengurus PDI Perjuangan dan Partai Hanura.
Koster dengan gaya khasnya menyindir para tokoh yang tidak senang sama dirinya dan gubernur terdahulu yang hanya menjadikan shortcut sebagai jualan politik di masa kampanye. Shortcut baru bisa terwujud setelah Koster menjabat sebagai Gubernur Bali. Tetapi tidak ada yang bisa mewujudkan. “Kenapa? Karena dia tidak mampu mencari uang. Kalaupun ada uang, tidak mampu dia mengelolanya,” ujar Cagub Bali yang berpasangan dengan Cawagub Nyoman Giri Prasta ini.
Ketika dirinya menjadi Gubernur Bali, lanjut Koster, meskipun didera Covid-19, dan anggaran dan pendapatan menurun, karena bisa mengelola APBD bisa mewujudkan pembangunan shortcut dari Singaraja-Mengwi atau sebaliknya.
Kata dia, dirinya dengan APBD Provinsi Bali bisa membebaskan lahan dengan dana Rp 200 miliar. “Makanya bisa membangun shortcut. Kalau tidak bisa membebaskan lahan dari APBD Bali, Menteri PUPR tidak mau bangun (shortcut). Menteri PUPR hanya mau membangun di atas lahan yang bebas. Provinsi yang membebaskan lahan ini semua. Sebesar Rp 200 miliar,” jelas Koster.
Padahal, lanjut dia, sebelum dirinya, tidak ada covid dan uang banyak. Namun, ternyata tidak bisa membangun jalan shortcut. “Apa sebabnya? Ya karena tidak bisa mengelola anggaran. Itu saja rumusnya. Jangan cari alasan kene keto. Riil ini. Maksudnya biar ngerti membedakan yang sekarang dengan yang sebelumnya,” tegas Koster.
Menurutnya, kondisi sekarang, sedang dibangun shortcut titik 7D dan 7E. Ada jembatan yang dibuat setengah lingkaran. Desember 2024 ini selesai. “Kalau sudah selesai ini, waduh keren. Indah sekali,” sambungnya.
Berikutnya, kata Koster, akan dilanjutkan lagi pembangunan shortcut titik dan 10 di tahun 2025. Sudah dialokasikan anggaran dalam APBN untuk melanjutkan titik 9 dan 10. “Setelah itu lanjut lagi nanti titik 11 dan 12. Dari Gitgit ngelodang, tidak lagi belok ke Bangkiangsidem langsung ke Padangbulia. Nyeberang terus ke Ambengan. Ada jembatan panjang seperti di Tukad Bangkung, dari Padangbulia ke Ambengan,” jelasnya.
Koster juga memaparkan, dengan adanya shortcut, ekonomi mulai tumbuh di sekitarnya. Oleh karena itu, nantinya warga Ambengan bisa buka usaha di sekitar shortcut. Ekonomi masyarakat Ambengan akan tumbuh.
Writer/Editor: Francelino