Politik

Special JOSS24, Sutjidra: “Lahan Pertanian ‘Ditanami’ BTN, Rumah Subsidi dan Villa”

Sutjidra-Supriatna Cita-citakan Teknologi Pasca Panen

Quotation:

Kami tetap berusaha menumbuhkan minat menjadi petani di Buleleng, dengan sejumlah program kami,” ucap Cabup Nyoman Sutjidra.

Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Pasangan calon (paslon) I Nyoman Sutjidra-Gede Supriatna mencita-citakan adanya teknologi pasca panen, untuk dunia pertanian Buleleng. Alat ini diperlukan untuk mendukung harga produk pertanian tidak stabil. Meski katanya, harga teknologi itu cukup mahal.

Dalam diskusi tersebut, pertanian menjadi salah satu fokus pembahasan. Baik dari paslon maupun audiens yang hadir, mereka ikut menyuarakan tentang dunia pertanian di Bali utara. Sutjidra mengatakan bahwa pertanian menjadi pembahasan seksi, karena terkait dengan sandang, pangan, dan papan.

”Dengan teknologi itu, semua bakteri pada produk pertanian akan mati, dan dapat bertahan 3-6 bulan. Sehingga saat harga anjlok bisa kami tahan produknya, dan saat harga normal bisa lepas ke pasaran lagi,” jelas Sutjidra.

Sutjidra mengklaim bahwa kondisi lahan pertanian di Buleleng saat ini cukup memprihatinkan. Tidak hanya ditanami pohon yang menghasilkan buah, tapi kini lahan pertanian “ditanami” BTN, rumah subsidi, hingga villa.

Menjawab pertanyaan wartawan soal visi dan misi untuk pertanian, Surjidra menjelaskan, mereka akan memberikan subsidi pupuk dan bibit, karena itu selalu menjadi masalah dalam pertanian. Juga memberikan pengurangan pajak dan insentif pajak bagi petani yang masih lestarikan lahan sawah. Serta mengoptimalisasi subak, yang kini disebutkan banyak tidak berfungsi akibat kerusakan.

Bahkan ia mengaku akan membangun lumbung pangan, yang akan menyerap hasil produksi petani. Ini akan dilakukan oleh perusahaan daerah, kemudian dilempar kembali ke pasaran. Sehingga petani memiliki kepastian harga, demi menjaga ketahanan pangan di Buleleng.

”Kami tetap berusaha menumbuhkan minat menjadi petani di Buleleng, dengan sejumlah program kami,” lanjut Sutjidra.

Sementara Supriatna menambahkan, bahwa pemikiran-pemikiran yang muncul dalam diskusi ilmiah itu, menambah bekal mereka untuk membangun Buleleng, bila terpilih dalam Pilkada Buleleng 2024.

Ia mencontohkan, bahwa pertumbuhan ekonomi melalui pertanian Buleleng sudah diberikan gambaran. Katanya, salah satu ancaman adalah pembangunan yang masif dilakukan, yang kemudian “membunuh” banyak lahan sawah.

”Ke depan, kerja sama akan dilakukan untuk pertanian. Contoh ada obsteker yang bekerjasama dengan petani anggur di Gerokgak, begitu juga ikan bandeng. Sehingga semuanya akan terjamin terserap,” jelasnya.

Terpisah, Rektor Unipas, Nyoman Gede Remaja mengatakan bahwa diskusi ilmiah ini baru pertama kali terlaksana di lingkup kampusnya. Katanya, ini merupakan mimbar akademik, yang salah satunya jelang Pilkada Buleleng 2024.

Yang intinya, bila pemimpin lahir dari proses yang baik, akan berpengaruh juga pada pembangunan Buleleng selama 5 tahun ke depan.

”Dengan diskusi ilmiah ini, silahkan mahasiswa gali potensi narasumber, sehingga memiliki dasar untuk tentukan pilihan. Karena mereka yang akan bawa Buleleng ke depannya,” pungkas Rektor Remaja.

Writer/Editor: Francelino

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button