Politik

Pendukung JOSS24 Gelar Kaur Sesangi Metabuh-Tabuh Tuak di Tugu Singa Ambara Raja

Quotation:

Tuak ini mirip dengan Susu, JOSS, jadi JOSS yang menang Pilkada ini harus memberikan sehat jasmani dan rohani, pikiran dan kata harus disehatkan,” ucap Suyasa.

Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Pendukung Paslon Bupati/Wabup Buleleng terpilih dr Nyoman Sutjidra, Sp.OG, dan Gede Supriatna, SH, mempunyai caranya sendiri-sendiri merayakan kemenangan jagoannya dalam Pilkada Buleleng 2024.

Seperti yang dilakukan Drs Made Suyasa, M.Si, salah satu pendukung setia Paslon JOSS24 sebutan bagi Cabup Nyoman Sutjidra dan Wabup Gede Supriatna.
Mantan Camat Kubutambagan ini untuk merayakan kemenangan JOSS24 dalam Pilkada Buleleng 2024 ini, menggelar prosesi ritual metabuh-tabuh tuak di Tugu Singa Ambara Raja.

“Ini saya lakukan sebagai konsekuensi saya selaku krama Buleleng yang memiliki hak pilih dalam pesta demokrasi Pilbup dan Pilgub Bali, saya berkaul saat itu bahwa bilamana pesta demokrasi berjalan dengan damai, aman, lancar dan sukses serta Bapak Nyoman Sutjidra dan Bapak Gede Supriatna mulihang jayanti atau kemenangan atas kepercayaan dan dipilih oleh masyarakat Buleleng,” ucap Suyasa.

“Saya Drs Made Suyasa, M.Si, dari Desa Tajun di kaki Bukit Gunung Sinunggal akan nganturang tabuhan tuak lima liter mengelilingi Tugu Singa Ambara Raja sebagai implementasi bahwa jagat Buleleng karena luasnya jagat Buleleng, saya mengambil simbolik saja dari Tugu Singa Ambara Raja,” ucapnya lagi.

Suyasa melanjutkan, “Jadi lima liter saya lakukan dengan ngurang tuak, metabuh-tabuh, nyiomeo namanya, artinya menurunkan tensi-tensi ke bawah atas perbedaan-perbedaan yang ada baik pikiran, kata dan perbuatan, bilamana yang menyakiti, tersakiti, supaya kembali ke nol. Artinya kita putuskan kebencian-kebencian yang ada, kita tumbuhan rasa cinta kasih sehingga Buleleng menjadi aman, damai dan sukses.”

Kenapa bayar kaul kok pakai tuak? “Tuak ini memiliki filosofi tersendiri bagi saya. Tuak ini bisa memabukan, tapi bisa juga memberikan arti dan makna bagi gula atau menjadi tetabuhan sejeruning upacara upakara. Tuak ini bisa memberi kehidupan. Kenapa tuak? Saya mengambil filosofi khusus, artinya pemimpian jangan mabuk kekuasaan, hati-hati, pemimpin jangan mabuk kekuasaan, pemimpin harus memberi peneduh, pemimpin harus memberikan rasa aman dan keajeganm” jawab Suyasa

“Tuak ini mirip dengan Susu, JOSS, jadi JOSS yang menang Pilkada ini harus memberikan sehat jasmani dan rohani, pikiran dan kata harus disehatkan,” pungkas Suyasa.

Writer/Editor: Francelino

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button