Lebih Awal “Potong Leher” Mafia Anggaran, Tirtawan Dieliminasi Oligarki Koruptor
Para Pejabat Mestinya Bercermin dari Figur Nyoman Tirtawan

Quotation:
“Buleleng anti-figur bersih dan berintegritas, dosa siapakah?” ucap Nyoman Tirtawan.
Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Nyoman Tirtawan, mantan anggota DPRD Propbinsi Bali periode 2014-2019. Salah satu prestasi mentereng Nyoman kala itu adalah menyelamatkan uang rakyat sebesar Rp 98 miliar. Uang tersebut untuk kepentingan Pilkada Bali tahun 2018. Namun Tirtawan dengan teguh menolak pemborosan anggaran tersebut.
Hal ini bisa dibilang, Tirtawan sudah maju selangkah dari Prabowo Subianto pada tahun 2019 yang kampanyekan soal pemborosan anggaran negara. Bahkan, apa yang diperjuangkan Tirtawan sudah terbukti melalui kebijakan efisiensi saat ini.
Tirtawan yang kelahiran Desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Buleleng, bukan kaleng- kaleng. Dia berdiri tegak bersama rakyat. Sebab tanpa disadari atau tidak, masih banyak rakyat Bali yang membutuhkan infrastruktur baik pendidikan, kesehatan maupun hal lainnya. Alhasil, Tirtawan dicintai rakyat namun dibenci politisi rakus.
Hal tersebut terbukti saat Nyoman Tirtawan mencalonkan lagi untuk periode 2019-2024. Dia dijegal dari berbagai lini sehingga kejujurannya dibayar dengan menelan pil pahit kekalahan. Namun cara curang tersebut membuat rakyat Bali makin menderita.
Tirtawan bukanlah pahlawan kesiangan bagi rakyat Bali. Melainkan sosok yang peduli dengan kesejahteraan masyarakat (bonum comunne). Kesejahteraan umum adalah tujuan utama perjuangan hidupnya.
Tirtawan adalah sosok yang jujur dan berani. Nelson Mandela pernah berkata “Great peacemakers are all people of integrity, of honesty, but humility”. Artinya pembawa damai yang hebat adalah mereka yang berintegritas, jujur, dan rendah hati.
Tirtawan masuk dalam kategori ini. Selama duduk di kursi legislatif, putra Buleleng itu menjadi penyambung lidah rakyat yang berintegritas. Soal ini tak ada perdebatan. Ceplos tanpa ragu dan takut.
Sejatinya negara ini memelihara sosok Tirtawan ini. Sebab sistem negara ini sangat amburadul bahkan rusak dikarenakan selalu memelihara antek-antek yang rakus demi besarkan perut sendiri berikut kroni-kroninya.
Karena itu, warga Buleleng tidak salah memilih perwakilannya pada tahun 2014 silam. Sebab emas permata yang lama tersembunyi berani tampil menyuarakan kebenaran dan keadilan. Rakyat butuh kejujuran, bukan kesalehan palsu. Namun munafik.
“Kalau belum pernah seperti mantan anggota DPRD Bali Nyoman Tirtawan berjuang sendirian selamatkan Rp 98 miliar uang rakyat saat pilgub Bali 2018 jangan sok mengumbar janji mengabdi membangun Bali,” ucap Tirtawan dengan nada sindir, Sabtu (1/3/2025) pagi saat kopi bareng di Warung Bambu, Desa Pemaron, Buleleng.
Oleh karena itu, Tirtawan menekankan bahwa sebelum seseorang membuat janji besar untuk mengabdi dan membangun Bali, mereka seharusnya terlebih dahulu mengalami atau melakukan tindakan nyata yang sebanding dengan perjuangan yang telah dilakukannya.
“Komitmen terhadap kemajuan dan kesejahteraan umum tidak semestinya hanya menjadi retorika belaka, melainkan harus dibuktikan dengan tindakan konkrit dan tulus demi kepentingan masyarakat,” tegasnya.
Selanjutnya, ia pun menyampaikan pandangannya kepada para pemangku jabatan politik yang ada saat ini.
“Ingatlah…Saat menjelang pemilihan, kalian datang dan mengemis, bahkan tidak sedikit yang berusaha membeli suara kami agar memilih kalian.
Jadi…Siapapun yang menjadi pemimpin, tolong pegang amanah dan tugas kalian sebagai pemimpin kami kelak, menuju Bali yang bermasyarakat adil dan sejahtera,” ucap Tirtawan berpantun.
Pantun tersebut diharapkan dapat menjadi acuan berharga bagi para pemimpin agar mereka benar-benar memahami, menghormati, dan melaksanakan tugas serta kewenangan yang diberikan kepada mereka dengan penuh tanggung jawab.
Hal ini ia sampaikan demi mencapai kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, terutama untuk masyarakat Bali yang sangat bergantung pada kebijakan dan keputusan bijak dari para pemegang jabatan.
Para pejabat baik di tingkat kabupaten/kota, provinsi bahkan pusat semestinya bercermin pada sosok idealis Nyoman Tirtawan dalam mengelola negeri ini, bila negeri ini ingin maju, bersih dari tindakan amoral dan tidak bermartabat yang selama ini dianut oleh para mafia oligarki koruptor.
“Buleleng anti-figur bersih dan berintegritas, dosa siapakah?” tanya Tirtawan mengakhiri percakapan dengan media ini.
Writer/Editor: Francelino