Hukum

Di Paruman Desa, Perbekel Sudaji Minta Maaf

Quotation:
“Kami sampaikan permohonan maaf dari lubuk hati terdalam dan tulus. Kami tidak ada bermaksud tidak baik sebagaimana dituduhkan kepada kami. Mungkin ini merupakan kesalahpahaman,” ucap Perbekel Fajar Kurniawan

Sudaji, SINARTIMUR.co.id – Ketegangan di Desa Sudaji, Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng, Bali, antara masyarakat adat di Dadia Agung Pasek Gelgel Jero Sudaji dengan perbekel I Made Ngurah Fajar Kurniawan berakhir.

Ini menyusul jiwa kesatruan Perbekel Sudaji, I Made Ngurah Fajar Kurniawan yang bersedian memenuhi tuntutan krama adat untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka di dalam paruman desa.

Perbekel Fajar Kurniawan secara gentle menyampaikan permohonan maaf tebruka dalam forum paruman agung yang berlangsung di Pura Desa Adat Sudaji, Jumat (14/3/2025).

Paruman yang dihadiri oleh krama di Desa Adat Sudaji. Forum juga dihadiri unsur Musyawarah Pimpinan Kecamatan di Kecamatan Sawan, serta Majelis Desa Adat (MDA) Kecamatan Sawan, itu sempat tegang karena masihnya ketidakpuasann dari krama adat setempat.

Kendati demikian situasi itu tidak membuat nyali Perbekel Fajar kurniawan ciut. Perbekel Faajr Kurniawan melangkah dengan tegak dan berdoro gagah menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak di Desa Adat Sudaji. “Kami tidak bermaksud mengintimidasi atau memberikan tekanan bahkan paksaan kepada masyarakat kami di Desa Sudaji,” ujarnya.

Selain itu dia juga memohon maaf kepada semua pihak, khususnya kepada prajuru di Desa Adat Sudaji atas kegaduhan yang terjadi. Perbekel Fajar Kurniawan mengaku hanya ingin mengayomi dan memfasilitasi aspirasi masyarakat. Sebagaimana diatur dalam forum Sipandu Beradat.

“Kami sampaikan permohonan maaf dari lubuk hati terdalam dan tulus. Kami tidak ada bermaksud tidak baik sebagaimana dituduhkan kepada kami. Mungkin ini merupakan kesalahpahaman,” ucap Perbekel Fajar Kurniawan dengan nada tegas.

Dengan gaya kebapakan, Perbekel Fajar Kurniawan berharap agar masalah yang terjadi di Desa Sudaji bisa diselesaikan bersama dengan penuh kekeluargaan. “Masih ada waktu saling memaafkan karena yang kita harapkan adalah persatuan,” tegasnya.

Bagaimana tanggapan krama adat? Kelian Dadia Agung Pasek Gelgel Jero Sudaji, Gede Suharsana mengatakan, dengan permintaan maaf tersebut maka konflik yang terjadi sudah dianggap selesai. “Bagi kami di dadia, karena sudah minta maaf secara lisan, tulisan, dan niskala, jadi ya sudah,” ujarnya.

Menurut pandangan Suharsana, konflik yang terjadi tempo hari merupakan puncak dari kegelisahan warga. Ditambah lagi ada pihak yang menghina pasemetonan dadia. Sehingga warga akhirnya melakukan aksi. Maka itu, Suharsana berhadap ke depan semua pihak bisa bersama-sama menjaga Sudaji tetap aman, tertib dan membangun komunikais yang baik. “Kami berharap kedepan ini desa tetap aman, tertib, dan komunikasi ada,” tandas Suharsana.

Sementara tokoh Dadia Agung Pasek Gelgel Jro Sudaji Gede Arta Yasa menjelaskan bahwa permintaan maaf oleh Prebekel Sudaji I Made Ngurah Fajar Kurniawan digelar di Pura Desa karena selama ini keributan dan pelecehan terhadap Bendesa Adat Sudaji dilakukan di Pura Desa tersebut.

“Permintaan maaf secara skala dan niskala. Kenapa secara niskala karena terjadi pelecehan dalam tanda kutif di dalam areal Pura setiap purnama tilem kejadian itu selalu muncul. Seperti itu masalahnya. Jadi perlu diklarifikasi,” tandas Arta Yasa

Arta Yasa menegaskan bahwa permintaan maaf oleh Perbekel Fajar Kurniawan itu tidak akan menghambat upaya hukum yang akan ditempuh krama adat Sudaji. “Untuk masalah tuntutan hukum, itu jalan terus,” tefas Arta Yasa.

Seperti diberitakan sebelumnya, pada hari Kamis (6/3/2025) siang ratusan warga dari Dadia Jero Sudaji menggelar aksi massa ke Kantor Perbekel Sudaji.
Kala itu massa yang dikoordinir Gede Arta Yasa dan Gede Suharsana menuntut Perbekel Sudaji, I Made Ngurah Fajar Kurniawan, mundur dari jabatannya, karena dinilai terlalu melakukan intervensi ke internal desa adat sehingga membuat suasana menjadi kisruh.

Bukan hanya itu, massa pun menuntut Perbekel Fajar Kurniawan untuk meminta maaf secara terbuka pada paruman agung di Pura Desa, Desa Sudaji.

Writer/Editor: Francelino

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button