Pilkada Bali 2024: 10 Ribu Massa Hadiri Deklarasikan Tim Pemenangan MULIA-PAS dan Suyadinata
Quotation:
Program unggulan kami yang dianggap perlu belajar lagi, Rp 1 miliar perbanjar adat itu logika wajib hukumnya, Rp 2 miliar perdesa adat yang ada di Kabupaten Badung wajib hukumnya,” ucap Wayan Suyasa.
Badung, SINARTIMUR.co.id – Belum kampanye saja sudah heboh, apalagi nanti resmi digelar kampanye, dipastikan lebih heboh lagi.
Ya, itulah suasana saat digelar acara Deklarasi dan Pengukuhan Tim Pemenangan MULIA-PAS atau Made Muliawan Arya, S.E.,SH., atau De Gadjah berpasangan dengan Putu Agus Suradnyana S.T, dibarengi dengan pengukuhan Tim Pemenangan Paket Suyadinata atau I Wayan Suyasa berpasangan dengan l Putu Alit Yandinata.
Sekitar 10 ribu massa pendukungnya menghadiri acara deklarasi tersebut. Puluhan ribu massa pendukung tumpah ruah turun ke lokasi acara.
Deklarasi Tim Pemenangan dan Pengukuhan paket Mulia-PAS dan paket Suyadinata digelar di kediaman Disel Astawa, yang juga Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Badung, Senin (16/9/2024)
Kehadiran puluhan ribu massa pada acara deklarasi tersebut menjadi tolak ukur kekuatan Paslon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali dari KIM PLUS MULIA-PAS pada Pilgub Bali dan Pilkada Badung 27 November 2024 mendatang.
Pasalnya, masyarakat Badung saat ini begitu sangat antusias, tanpa ada tekanan dan tanpa dikomandoi oleh prajuru-prajuru adat dan dinas, yang tentunya menginginkan perubahan yang lebih sempurna, maka paket Suyadinata berani memberikan janji yang diharapkan masyarakat Badung.
Oleh sebab itu, tidak muluk-muluk demi visi membuat Badung sejahtera, bahagia dan merata, Suyadinata menyoroti persoalan infrastruktur jalan dan kemacetan yang sangat luar biasa di semua titik jalan yang ada di Kabupaten Badung, termasuk pengolahan sampah yang sampai saat ini belum bisa terselesaikan dengan baik.
Tak hanya itu, Wayan Disel Astawa selaku Ketua Tim Pemenangan MULIA-PAS dan juga Ketua DPC Gerindra Kabupaten Badung menyoroti persoalan air bersih di Kuta Selatan, yang sampai saat ini menjadi masalah klasik, yang selalu menjadi keluhan masyarakat Badung, Kuta Selatan khususnya.
Ditekankan secara aturan Calon Bupati dan Wakil Bupati Badung wajib menyampaikan visi misi secara yuridis tertulis melalui KPU, pada saat pendaftaran.
Pemaparan calon kuat Bupati Badung Wayan Suyasa, pada prinsipnya visi misinya secara menyeluruh adalah masyarakat Badung, bahagia, sejahtera, pembangunan yang merata di segala bidang.
“Dalam konteks pemerataan tentunya sejauhmana uang rakyat yang dikelola oleh Pemerintah Badung bisa diberikan kepada kelompok-kelompok yang mengatasnamakan masyarakat Badung. Pasalnya di luar itu, saya sendiri bagian DPRD Badung dan pak Alit sendiri malah 4 kali sebagai wakil rakyat, bahkan setelah dilantik belum digaji sudah mundur sebagai DPRD kabupaten Badung. Semuanya dilakukan demi sebuah tanggung jawab moral kepada masyarakat Badung, demi pemerataan pembangunan Badung,” paparnya.
“Program unggulan kami yang dianggap perlu belajar lagi, Rp 1 miliar perbanjar adat itu logika wajib hukumnya, Rp 2 miliar perdesa adat yang ada di Kabupaten Badung wajib hukumnya. Termasuk pendidikan gratis baik swasta maupun negeri wajib hukumnya, demikian halnya subak Rp 150 juta per tahun wajib hukumnya, sumbangan kematian Rp 25 juta untuk daerah Badung juga wajib hukumnya,” janji Cabup Badung Wayan Suyasa.
“Tak cukup itu saja penghargaan terhadap umatpun akan diberikan, jikalau koordinasi dan tentunya ada dasar hukum yang jelas, kami tetap akan berikan sesuatu yang berarti di setiap hajatan agama, baik muslim, kristiani, Konghucu, Buddha, apalagi Hindu sebagai dasar wisata adat budaya, akan kami berikan per KK minimal daging babi disetiap 6 bulan pada hari raya galungan. Inilah program bagi kita yang masuk akal, jika kami dipercaya oleh masyarakat,” ucapnya lagi.
Kembali ditegaskan Wayan Suyasa, jika pihaknya telah duduk sebagai Bupati dan Wakil Bupati Badung, maka Suyadinata yang akan bertanggung jawab kepada janji visi misi yang telah digoreskan di KPU Kabupaten Badung yang tentunya diimplementasikan kepada masyarakat.
Dipaparkan, Kabupaten Badung sendiri dengan situasi pariwisata seperti saat ini, PAD Badung hampir menyentuh angka Rp 9 triliun, sedangkan APBD kurang lebih Rp 10 triliun.
“Suyadinata tidak bicara lagi Rp 10 triliun rupiah, tetapi kami berani menargetkan Rp 12-15 triliun APBD Badung bisa didapatkan, sehingga jika pendapatan sudah besar apa yang tidak bisa kami berikan, kami torehkan kepada masyarakat Badung,” ungkap Wayan Suyasa.
Soal pariwisata Bali yang sangat besar dan gaungnya seantero jagat, kata dia, semuanya itu pada dasarnya masyarakat yang selalu beryadnya, melakukan adat istiadat, yang akhirnya beraura positif Bali.
Bahkan, pariwisata hadir, yang tentunya akomodasi wisata itu dominannya ada di Badung, sehingga berkahnya didapatkan oleh Pemerintah Kabupaten Badung.
“Inilah saatnya, Pemerintah hadir secara maksimal dan menyeluruh tanpa memandang partai, karena pada dasarnya yadnya, adat istiadat dan keharmonisan yang akan membawa Badung maju dan bermartabat,” janji Wayan Suyasa.
Turut hadir, semua tokoh pengusung partai pemenangan seperti Golkar, Gerindra, Nasdem, PSI, PAN, PKS, Partai Buruh, Gibran Centre, Projo , para tokoh adat, tokoh masyarakat, kaum muda milenial.
Writer/Editor: Francelino