Bupati Sutjidra Tak Tegas Tanggapi Isu Selingkuh yang Disorot Gubernur Koster

Quotation:
“Jadi ASN siap ditempatkan dimana saja,” ucap Bupati Sutjidra.
Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Dalam rangka 100 hari pertama kepemimpinan Bupati Buleleng dr Nyoman Sutjidra, Sp.OG, dan Wabup Gede Supriatna, SH, digelar conferece pers di Restoran Ranggon Sunset di Pantai Penimbangan, Singaraja, Minggu (1/6/2025) siang.
Dalam sesi tanya-jawab, sejumlah permasalahan disampaikan kepada duo Bupati Sutjidra dan Wabup Supriatna. Seperti isu maraknya perselingkuhan di kalangan ASN di Pemprov Bali yang disampaikan oleh Gubernur Bali Dr Ir I Wayan Koster, MM; isu kekurangan guru di sekolah-sekolah (baik SD maupun SMP) di luar Kota Singaraja namun ada beberapa guru di sekolah-sekolah kekurangan guru, justru gurunya ditarik ke Disdikpora Buleleng. Karena data menunjukkan bahwa salah satu faktor penyebab 400 siswa, versi Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng, dan 300an, versi Disdikpora Kabupaten Buleleng, yang tidak lancar baca tulis adalah kekurangan guru.
Sayang, Bupati Sutjidra tak tegas menjawab kedua isu sentral tersebut saat ditanya wartawan dalam sesi tanya-jawab tersebut. Terkait dengan kekurangan guru dan guru yang ditarik ke Disdikpora, Bupati Sutjidra secara diplomatis menyatakan bahwa kepala daerah memiliki kewenangan untuk memindahkan guru PPPK yang sudah bertugas minimal satu tahun di sebuah sekolah.
Bupati Sutjidra terkesan menghindari dan tidak memberi jawaban pasti tentang isu perselingkuhan di kalangan ASN yang disoroti Gubernur Bali Wayan Koster dan isu guru yang dipindahkan ke Disdikpora yang dalam beberapa hari terakhir menjadi sorotan publik. “Jadi, kita kekurangan guru 1.062 sehingga ke depan meningkatkan kualitas pendidikan kita,” ucap Bupati Sutjidra. “Jadi ASN siap ditempatkan dimana saja,” katanya.
Terkait ratusan siswa SMP yang belum bisa baca dan tulis, Sutjidra malah bangga karena dengan tereksposnya masalah itu, Buleleng bakal mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat. “Kemarin kita ketemu Komisi V DPR RI, mereka juga bilangnya begitu. Syukurnya Buleleng bisa terekspos sehingga mendapat perhatian dari DPR RI sampai provinsi juga memberikan fokus perhatian kepada pendidikan Kabupaten Buleleng. Dengan begini kita akan diberikan bantuan,” jelas Bupati Sutjidra.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng Dr. Drs. I Made Sedana, S.Pd.,M.Pd, saat ditemui media ini di ruang kerjanya di Kampus Institut Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan (IMK) dulu STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Senin (19/5/2025) siang menyatakan, “Berkaitan dengan kondisi pendidikan kita (buleleng, red) Saya di Dewan Pendidikan melihat memang masih banyak kekuarangan guru baik di tingkat SD maupun SMP terutama di sekolah-sekolah yang agak jauh dari Kota sehingga kami Dewan Pendidikan menginginkan kalau mereka menjadi guru janganlah ditarik ke tempat lain (baca: Disdikpora) biarkan dia mengembangkan profesinya guru sebagai pendidik.”
Sedana yang juga Wakil Rektor IMK Singaraja itu menyoroti pihak-pihak tertentu terkandang melakukan intervensi ke Disdikpora Buleleng untuk memindahkan guru dari sekolah tertentu ke tempat lain termasuk minta dipindahkan ke Disdikpora.
“Dan yang lain, intervensi dari pihak-pihak tertentu yang kandang-kandang memindahkan guru dan sebagainya harus didasarkan atas kebutuhan. Kalau di sekolah yang gurunya kurang jangan dipindahkan ke tempat lain, justru yang menumpuk di satu titik itulah yang harus diurai,” sorot Sedana serya menambahkan, “Tetapi tetap juga harus didasarkan faktor kemanusiaan, mungkin karena usia sehingga penenmpatan didekatkan dengan tempat tinggalnya sehingga pekerjaanya bisa lebih efektif.”
Sorotan senada juga disampaikan Ketua Badan Eksekutif LSM Gema Nusantara (LSM GENUS) Antonius Sanjaya Kiabeni.
Pria yang akrab disapa Anton juga meminta para pejabat baik eksekutif maupun legislatif agar tidak main titip guru di Disdikpora yang justru menimbulkan kecemburuan sosial di kalangan staf Disdikpora. “Saya minta semua pihak baik para asisten, para kadis, anggota dewan atau tokoh-tokoh di luar pemerintahan agar jangan merusak dunia pendidikan dengan meminta agar guru dipindahkan ke Disdikpora. Biarkan guru tetap jadi guru, jangan ditarik ke dunia lain. Guru punya tanggung jawab besar terhadap anak didik. Biarkan guru tetap di sekolah agar bisa mengatasi siswa-siswi yang belum bisa baca tulis,” tandas Anton.
Writer/Editor: Francelino