#1 Urai Gurita Masalah Pendidikan di Buleleng: 11 Siswa SMPN 2 Sawan Tak Bisa Baca, Guru Matematika Cuma 1 Orang

Quotation:
“Untuk Matematika guru PNS cuma 1 dan guru honorer 3. Bahkan guru PNS akan pensiun tanggal 1 Juni 2025 nanti. Yang honorer, 2 orang sudah ikut tes PPPK sedangkan satu lagi belum ikut tes PPPK karena masa pengabdiannya belum cukup,” tutur Gede Eddy.
Singaraja, SINARTIMUR.co.id – DI BALIK kecemerlangan prestasi akademis dan non-akademis yang diukir para siswa di Kabupaten Buleleng, hingga Kabupaten Buleleng memproklamirkan Kota Singaraja sebagai Kota Pendidikan, terkuak kabar kurang sedap dari dunia pendidikan Buleleng.
Publik Buleleng tersentak ketika Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng mempublish data 400 anak SMP di Kabupaten Buleleng belum bisa baca dan tulis.
Data yang diperoleh media ini di beberapa sekolah membenarkan temuan Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng yang dipublish beberapa waktu lalu dan sempat menjadi polemik di kalangan elit di Buleleng.
Misalnya di SMPN 2 Singaraja sebanyak 11 siswa yang belum bisa baca dan tulis. Demikian pula di SMPN 1 Seririt malah lebih banyak lagi yakni sekitar 21 siswa yang belum bisa baca dan tulis. Situasi sama juga terdapat di SMPN 2 Sawan di Bungkulan. Di SMPN 2 Sawan terdapat 11 siswa yang belum bisa baca dan tulis. Bahkan ada dua siswa yang belum bisa baca dan tulis itu duduk di kelas 9 (kelas 3).
Wakil Kepala SMPN 2 Singaraja Putu Linda Sri Susanti menjelaskan bahwa untuk menangani 11 siswa yang belum bisa baca dan tulis, pihaknya telah membentuk Tim untuk menangani ke-11 siswa tersebut. “Kami juga kerjasama dengan Undiksha menangani anak-anak itu. Syukurlah 6 dari 11 orang itu sudah lancar membaca,” jelas Linda yang menjabat Waka Bidang Humas dan juga Kepala Perpustakaan itu, Senin (19/5/2025).
SMPN 2 Singaraja dalam tahun akademik 2024/2025 terdiri atas 33 Rombongan Belajar (Rombel). Linda mengungkapkan secara umum rasio jumlah siswa dengan jumlah guru sesuai dengan standar rasio yang ideal. “Bahkan di bidang tertentu seperti Bahasa Inggris, ada kelebihan guru. Harusnya 6 guru Bahasa Inggris tetapi yang ada saat ini sebanyak 7 guru Bahasa Inggris,” jelas Linda.
Situasi berbeda di SMPN 2 Sawan di Bungkulan. Di SMPN 2 Sawan di tahun akademik 2024/2025 ini memiliki 25 Rombel. Walaupun secara umum rasio jumlah guru murid kategori ideal namun di mata pelajaran tertentu jutru kekurangan guru.
Seperti yang disampaikan Gede Eddy Hartawan, S.Pd, Wakil Kepala SMPN 2 Sawan Bidang Kurikulum saat ditemui media ini Senin (19/5/2025) siang di SMPN 2 Sawan di Bungkulan, mengakui bahwa ada kekurangan guru di matapelajaran MIPA. “Untuk Matematika guru PNS cuma 1 dan guru honorer 3. Bahkan guru PNS akan pensiun tanggal 1 Juni 2025 nanti. Yang honorer, 2 orang sudah ikut tes PPPK sedangkan satu lagi belum ikut tes PPPK karena masa pengabdiannya belum cukup,” tutur Gede Eddy.
Sementara guru matapelajaran IPA masih lebih banyak sedikit tetapi semua guru IPA status PPPK, sebanyak 4 orang.
Yang menarik, SMPN 2 Sawan tidak hanya menghadapi masalah kekurangan guru di matapelajaran tertentu, tetapi juga terdapat sekitar 11 siswanya juga masuk 400 siswa SMP temuan Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng. 400 siswa SMP itu menutur temuan Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng yang belum bisa membaca dan menulis.
“Kami suddah bentuk Tim dan saya sendiri sebagai koordinator Tim itu menangani anak-anak yang belum bisa membaca dan menulis. Kami juga kerjasama dengan Undiksha, membantu menangani 11 siswa kami ini,” papar Gede Eddy seraya menambahkan bahwa beberapa siswa dari 11 siswa bermasalah itu sudah lancar membaca.
Writer/Editor: Francelino