Pendidikan

Kritik 100 Hari Bupati/Wabup Buleleng, Anton Desak Kembalikan Guru di Disdikpora ke Sekolah Asal

Bupati dan Wabup Buleleng Dinilai "Macan Ompong", Tak Berani Kembalikan Guru ke Sekolah Asal

Quotation”
“Ini karena manajemen pemerintahan di Disdikpora kacau. Guru ditarik ke Disdikpora dan dikasih jabatan, sementara staf Disdikpora yang meniti karier dari nol di Disdikpora malah tidak dapat jabatan,” kritik Anton.

Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Seratus hari kepemimpinan Bupati Buleleng dr Nyoman Sutjidra, Sp.OG dan Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna, SH, mendapat kritis pedas dari LSM Gema Nusantara (GENUS).

Menurut penilaian Ketua Badan Eksekutif LSM GENUS, Antonius Sanjaya Kiabeni, usia kepemimpinan duet Bupati Sutjidra dan Wabup Supriatan selama 100 hari pertama belum membuahkan apa-apa. Berbagai permasalahan yang terjadi dan menjadi sorotan publik sama sekali tidak diselesaikan oleh duet Bupati dan Wabup Buleleng asal PDI Perjuangan itu.

Anton – sapaan akrab Antonius Sanjaya Kiabeni – menyoroti secara keras terhadap berbagai persoalan di dunia pendidikan di Bumi Panji Sakti itu, yang sudah menjadi sorotan nasional namun tidak bisa diselesai kedua pemimpin Buleleng itu.

Permasalahan pendidikan yang menjadi sorotan utama Anton adalah megaburannya manajemen Pemkab Buleleng yang mengkaryakan guru di Disdikpora Buleleng bahkan para guru yang dikaryakan di Disdikpora “merampas” hak jabatan pegawai Disdipora yang memang meniti karier di Disdikpora. Bahkan hal itu membuat kecemburuan sosial di dinas tersebut.

“Kita sangat miris dengan kondisi pendidikan di Buleleng saat ini. Singaraja sebagai Kota Pendidikan dan para siswa di Buleleng mengukir berbagai prestasi akademis dan non-akademis di tingkat nasional bahkan internasional, tetapi dibalik prestasi-prestasi itu masih ada 400 siswa SMP yang belum bisa baca tulis. Ini sangat memalukan dunia pendidikan Buleleng. Ini karena manajemen pemerintahan di Disdikpora kacau. Guru ditarik ke Disdikpora dan dikasih jabatan, sementara staf Disdikpora yang meniti karier dari nol di Disdikpora malah tidak dapat jabatan,” kritik Anton, Rabu (11/6/2025) petang.

“Kami dari LSM mendesak Bupati dan Wakil Bupati Buleleng untuk segera mengembalikan para guru yang saat ini ditarik ke Disdikpora dan dikaryakan di Disdikpora Buleleng, untuk dikembalikan ke sekolah asal. Apalagi sekolah-sekolah di luar kota masih kekurangan guru,” desak Anton.

Anton pun sependapat dengan Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng bahwa guru tetap menjadi guru dan jadi dipaksa merebut lahan staf Disdikpora Buleleng yang sudah mengabdi dan meniti karier di Disdikpora dari nol. “Kami sependapat dengan Ketua Dewan Pendidikan Buleleng bahwa guru tetap jadi guru, jangan ditarik-tarik ke Disdikpora,” tegas Anton.

LSM GENUS mengingatkan Bupati dan Wabup Buleleng jangan sampai kepentingan individu merusak seratus hari pertama kepemimpinan Bupati dan Wabup Buleleng. “Bupati dan Wakil Bupati harus tegas, mumpun masih baru harus menunjukkan taringnya sebagai pemimpin, jangan sampai karena kedekataan-kedekatan tertentu membiarkan sistem pendidikan rusak dan program seratus hari pertama Bupati dan Wabup ikut rusak,” ungkap Anton.

Anton juga meminta Plt Kadisdikpora Buleleng Putu Ariadi Pribadi untuk serius menangani persoalan di dunia pendidikan Buleleng termasuk penataan para staf di Disdikpora Buleleng. Bukan hanya itu, Anton meminta agar Plt Kadisdikpora Ariadi Pribadi jangan menutupi masalah-masalah krusial di Kantor Disdikpora dan jangan membuat laporan ABS ke Bupati dan Wabup Buleleng.

“Kami dari LSM GENUS minta Plt Kadisdik Buleleng untuk jangan menutup persoalan-persoalan hitam di kantornya. Plt Kadisdikpora harus berani bertindak tegas terhadap anak buahnya yang melanggar aturan maupun etika. Anda memimpin dinas yang mengurus pendidikan, jangan memelihara hal-hal yang bertentangan dengan moral dan etika di kantor anda. Kalau ada staf yang sudah tidak bisa dibina segera lapor kepada Bupati untuk dicopot,” desak Anton.

“Kami minta Plt Kadisdikpora agar kembalikan guru yang kini menjabat Kasi ke sekolah asalnya. Biarkan jabatan itu diberikan kepada staf yang benar-benar dari awal meniti kariernya di Disdikpora,” tegas Anton dengan nada tinggi.

Writer/Editor: Francelino

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button