Hukum

Diduga Obrak-Abrik Latihan Megoak-Goakan, Gus Adi Dipolisikan

Dengan Santai Gus Adi Juga Ancam Lapor Balik Para Pelapor

Quotation:
”Jelas kami tidak terima, karena kami sedang latihan pertunjukan seni megoak-goakan untuk pembukaan Lovina Festival. Kami ditunjuk langsung oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng,” ujar Gusti Putu Agus Suputra Jaya, Ketua Umum Bala Goak Desa Panji.

Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Hari Kamis (10/7/2025) malam masyarakat Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali, dihebohkan dengan aksi dugaan penganiayaan.

Menariknya, perkelahian ini melibatkan anggota komunitas seni Bala Goak Panji versus I Gusti Putu Adi Kusuma Jaya yang berprofesi sebagai pengacara. Keduanya pun saling klaim mengenai dugaan-dugaan yang disampaikan.

Tragedi itu mencuat ke publik setelah beberapa anggota komunitas seni Bala Goak Panji yang mengaku sebagai korban, melaporkan pengacara itu ke Polres Buleleng pada Jumat (11/7/2025) sore ke Polres Buleleng. Laporannya para korban itu bernomor LP/B/128/VII/2025/SPKT/Polres Buleleng/Polda Bali.

Bagaimana kisahnya? Kisah peristiwa versi korban anggota komunitas seni Bala Goak Panji yang dikutip dari laporan polisi, diceritakan bahwa kalau terlapor Gus Adi pada Kamis (10/7/2025) sekitar pukul 19.30 Wita tiba-tiba datang ke Bale Banjar Dinas Dauh Pura, Desa Panji, dalam keadaan mabuk bersama seorang anak dan dua saudaranya. Kehadiran Gus Sdi dan kawan-kawan itu langsung memarahi anak-anak yang sedang latihan baleganjur. Saat itu juga, terlapor meminta penanggung jawab kegiatan untuk menemuinya.

Masih menurut laporan itu, tanpa menunggu jawaban, terlapor Gus Adi langsung menjambak korban bernama Gusti Agung Satya Darma Warsana, 19, dan Gusti Ngurah Alit Wiradinata, 19, juga mempiting korban Komang Edy Arya Agus Panca, 23, dan Kadek Agus Arya Edy Panca, 23. Aksi terlapor Gus Adi ini membuat para korban mengalami sakit pada kepala dan lehernya.

”Jelas kami tidak terima, karena kami sedang latihan pertunjukan seni megoak-goakan untuk pembukaan Lovina Festival. Kami ditunjuk langsung oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng,” ujar Gusti Putu Agus Suputra Jaya, Ketua Umum Bala Goak Desa Panji, kepada wartawan, Minggu (13/7/2025).

Ajik Gustu – sapaan akrab Gusti Putu Agus Suputra Jaya – menegaskan pihaknya melaporkan aksi yang dilakukan Gus Adi ke polisi, sebab tidak ingin berpanjang kata dan melawan dengan cara-cara yang melanggar hukum. Meski, kata Ajik Gustu, anggotanya mengalami intimidasi yang melukai mental. Apalagi tempat yang digunakan untuk latihan adalah fasilitas umum yakni bale banjar, sekaligus sebagai upaya melestarikan seni tradisi yang telah ada.

Alasan lainnya, peristiwa ini sudah dua kali terjadi. Sebelumnya juga Gus Adi disebut melakukan aksi serupa pada 2024, ketika komunitas seni ini sedang melakukan latihan untuk tampil di Pesta Kesenian Bali. Meski saat itu sudah sempat dilakukan mediasi.

Ajik Gustu menegaskan bahwa komunitas seni Bala Goak Panji akan melawan pihak-pihak yang melakukan intimidasi dan tidak akan berdamai. ”Mudah-mudahan hukum bijak berbicara. Kasihan anak-anak kami, miris, meski tidak ada kekerasan secara kriminal tapi intimidasi ini harus diperhatikan. Minimal harus ada efek jeranya (untuk terlapor),” tandas Ajik Gustu.

Gus Adi Juga Ancam Lapor Balik Para Pelapor

Bagaimana tanggapan dari terlapor Gus Adi? Dikonfirmasi terpisah, Gus Adi menanggapi santai laporan yang dilakukan Bala Goak Panji terhadapnya. Gus Adi menceritakan, saat peristiwa itu terjadi sebenarnya ada Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan warga Desa Panji. Ia pun heran, jika melakukan kekerasan seperti yang dituduhkan, maka saat itu juga sebenarnya sudah dibawa aparat berwajib.

Gus Adi menjelaskan, sebenarnya ketidaknyamanan akibat ributnya anak-anak latihan di bale banjar itu sudah sempat disampaikan ke Pemerintah Desa Panji hingga ke Kantor Camat Sukasada. Hanya saja tidak ditangani dengan tepat. Meski latihan itu sempat mereda, namun kembali dilakukan di sana, sehingga kembali memantik ketidaknyamanan.

Gus Adi juga mempertanyakan penggunaan bale banjar tersebut, padahal ada wantilan yang lebih besar ketimbang lokasi tersebut yang lebih representatif. Kalau memang benar untuk latihan, bukan untuk memancing kemarahan warga saja.

Foto Ist: I Gusti Putu Adi Kusuma Jaya, SH

Bagaimana kronologis versi Gus Adi? ”Tidak ada kekerasan, hanya ada elus kepala dan rangkul. Karena ada keponakan juga. Masak keponakan saya begitukan? Mereka ini ditunggangi, biarkan saja. Santai,” cerita Gus Adi, Minggu (13/7/2025).

Gus Adi menandaskan bahwa kegiatan yang dilakukan di sana sudah mengganggu waktu istirahat warga sekitar kawasan itu. Dikisahkannya bahwa latihan terkadang sampai larut malam. Hal ini pun sudah lama terjadi, apalagi yang terlibat latihan di sana bukanlah anak-anak yang berasal dari Banjar Dinas Dauh Pura saja. Tentu warga sekitar menjadi keberatan.

Ia menyatakan, warga pun tidak keberatan ada latihan di sana, namun waktunya harus disesuaikan. Apalagi saat ini masuk dalam waktu libur, sudah seharusnya kegiatan dapat dilakukan saat waktu masih terang, bukan pada malam hari yang membuat kebisingan serta mengganggu kenyamanan.

”Biarkan rekan-rekan polisi bekerja. Nanti mereka juga tahu konsekuensi hukumnya, kalau mereka melaporkan atau mengadukan hal yang tidak benar. Akan saya laporkan balik terhadap fitnah yang mereka sampaikan,” ancamnya.

Bahkan Gus Adi memastikan bahwa dirinya akan melakukan laporan balik dan sekaligus mengklarifikasi kronologis peristiwa itu Senin (14/7/2025) siang. “Besok (Senin, 14 Juli 2025, agenda setelah sidang Praperadilan mau laporan ke Polres, sekalian mengklarifikasi,” janji Gus Adi.

Writer/Editor: Francelino

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button