Peringati Tumpek Wariga: Sutjidra–Supriatna Pimpin Penyucian DAS Banyumala

Quotation:
“Hari ini kita melakukan penyucian tumbuhan dan alam. Ini bagian dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, menjaga keharmonisan lingkungan sebagai sumber kehidupan,” ujar Sutjidra.
Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Peringatan Tumpek Wariga Kecamatan Buleleng, Sabtu (25/10) diisi dengan kegiatan penyucian alam, penanaman pohon, dan penuangan eco enzyme di Daerah Aliran Sungai (DAS) Banyumala, Kelurahan Banyuasri. Kegiatan ini dipimpin Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra bersama Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna, serta melibatkan Forkopimda, dan SKPD dan BUMD, pelajar, hingga komunitas peduli lingkungan.
Kegiatan diawali dengan upacara penyucian sebagaimana makna utama Tumpek Wariga, yaitu hari suci untuk menghaturkan rasa syukur kepada alam dan memohon keberkahan pada kelestarian tanaman.
“Hari ini kita melakukan penyucian tumbuhan dan alam. Ini bagian dari visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, menjaga keharmonisan lingkungan sebagai sumber kehidupan,” ujar Sutjidra.

Pemilihan DAS Banyumala sebagai lokasi kegiatan, disampaikan Bupati Sutjidra memiliki makna penting. Selain menjadi sumber mata air yang mengalir sepanjang tahun, kawasan ini juga sering digunakan masyarakat untuk melukat atau penyucian diri. Nilai ekologis dan spiritual tersebut menjadi dasar pemerintah daerah menekankan upaya pelestarian yang berkelanjutan.
“Daerah aliran sungai Banyumala ini harus kita jaga bersama. Ini satu-satunya sungai di wilayah ini yang tetap memiliki aliran air sepanjang tahun, dan tempat ini sangat disucikan oleh masyarakat,” tegasnya.
Dalam kegiatan tersebut, dilakukan penanaman sekitar 200 pohon di bantaran sungai. Selain itu, eco enzyme dituangkan ke aliran sungai sebagai langkah pemulihan kualitas tanah dan air. Sutjidra menyampaikan bahwa upaya ini tidak berhenti pada seremoni, melainkan akan menjadi gerakan rutin yang melibatkan masyarakat. Sistem pelestarian ke depan juga akan berbasis desa adat. Setiap desa adat yang wilayahnya dilalui aliran sungai akan diberi tanggung jawab menjaga dan memelihara bagian sungai sesuai wewidangan masing-masing.
“Kita mulai dari Banyuasri. Nanti di hulu ada Desa Adat Banjar Tegal, dan seterusnya. Kita jaga dari hulu ke hilir,” jelas Sutjidra.

Ia menambahkan bahwa Balai Wilayah Sungai (BWS) telah menyiapkan rencana penataan kawasan untuk mendukung ketahanan sumber air, termasuk bagi pertanian terpadu di Banyuasri. Ia juga menyampaikan komitmen untuk melakukan kegiatan pembersihan alam secara berkala dengan mengajak berbagai pihak utamanya masyarakat dan komunitas pecinta lingkungan. Utamanya pada momentum Tumpek Wariga.
“Khsusunya sekarang di momentum tumpek wariga atau tumpek pengatag ini kita menyucikan tanaman sehingga nanti tidak ditebang atau dirusak. Ini maknanya kita bergotong royong sekarang di daerah aliran sungai. Besok akan kita lanjutkan serentak di semua desa kita libatkan” ungkap Sutjidra.
Writer: Indra
Editor : Francelino



