Paus Leo XIV Imbau Para Pemimpin Akhiri Perang dan Memulai Perundingan Damai
Paus Juga Berdoa Kedamaian Bagi Thailand dan Kamboja yang Sedang Bentrok

Quotation:
“Doa saya bagi mereka yang terdampak bentrokan di sepanjang perbatasan antara Thailand dan Kamboja, terutama anak-anak dan keluarga yang mengungsi. Semoga Raja Damai menginspirasi semua orang untuk mengupayakan dialog dan rekonsiliasi,” ucap Paus Leo XIV dalam doanya.
Vatican City, SINARTIMUR.co.id – “Saatnya negosiasi dimulai sekarang, dan apa pun yang membahayakan perdamaian harus ditolak,” tegas Paus Leo XIV.
“Setiap manusia memiliki martabat yang melekat, yang dianugerahkan oleh Tuhan sendiri,” katanya setelah mendaraskan Angelus bersama para pengunjung di Lapangan Santo Petrus pada 27 Juli.
“Saya mendesak semua pihak yang terlibat dalam konflik untuk mengakui martabat ini dan mengakhiri setiap tindakan yang melanggarnya,” ucap Paus kelahiran America Serikat itu.
Ia menyerukan “negosiasi yang bertujuan untuk mengamankan masa depan perdamaian bagi semua orang, dan penolakan terhadap apa pun yang dapat membahayakannya,” seraya berdoa kepada Maria, “Ratu Perdamaian,” untuk melindungi “para korban konflik yang tak berdosa dan para pemimpin yang memiliki kekuatan untuk menyelesaikannya.”
Leo menyatakan kedekatannya dengan “semua orang yang menderita akibat konflik dan kekerasan di seluruh dunia,” khususnya mereka yang berada di Suriah selatan dan Gaza.
Ia juga menyampaikan doanya bagi “mereka yang terdampak bentrokan di sepanjang perbatasan antara Thailand dan Kamboja, terutama anak-anak dan keluarga yang mengungsi. Semoga Raja Damai menginspirasi semua orang untuk mengupayakan dialog dan rekonsiliasi.”
Pertempuran pecah antara kedua negara tetangga Asia Tenggara tersebut di sepanjang perbatasan yang disengketakan pada 24 Juli, yang mengakibatkan kematian sedikitnya 32 orang, termasuk warga sipil. Lebih dari 200.000 orang di kedua negara dievakuasi atau melarikan diri dari rumah mereka di daerah perbatasan, menurut laporan berita.
Menyambut puluhan ribu pengunjung yang memadati Lapangan Santo Petrus, Leo juga menyambut kaum muda yang tiba di Roma untuk Yubileum Kepemudaan.
“Saya menyapa dengan penuh kasih sayang kepada kaum muda dari berbagai negara yang telah berkumpul di Roma untuk Yubileum Kepemudaan, yang dimulai besok,” ujarnya, menyampaikan salam yang sama dalam bahasa Italia, Inggris, dan Spanyol.
“Saya mengikuti dengan penuh keprihatinan situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, di mana penduduk sipil menderita kelaparan parah dan terus terpapar kekerasan dan kematian,” katanya. “Saya kembali menyampaikan permohonan tulus saya untuk gencatan senjata, pembebasan sandera, dan penghormatan penuh terhadap hukum humaniter.”
“Saya berharap ini akan menjadi kesempatan bagi Anda masing-masing untuk berjumpa dengan Kristus, dan dikuatkan oleh-Nya dalam iman dan komitmen Anda untuk mengikuti Kristus dengan integritas hidup,” ujarnya, disambut sorak sorai meriah dari kaum muda dari setiap kelompok bahasa.
Yubileum Kepemudaan berlangsung dari 28 Juli hingga 3 Agustus. Meskipun setengah juta orang diperkirakan akan berada di Roma untuk memulai perayaan selama seminggu ini, 1 juta orang diperkirakan akan menghadiri doa penutup dan Misa di area terbuka di lingkungan Tor Vergata, Roma.
Leo juga menyapa para jurnalis dari Radio Vatikan, Vatican News, dan surat kabar Vatikan, L’Osservatore Romano, yang bekerja di sebuah stasiun berita kecil yang baru diresmikan di bawah pilar di alun-alun “untuk lebih dekat dengan umat beriman dan para peziarah selama Tahun Yubileum.”
Ia berterima kasih kepada media berita Vatikan atas layanan mereka dalam lebih dari 55 bahasa untuk membawa “suara Paus ke dunia.”
“Dan terima kasih kepada semua jurnalis yang berkontribusi dalam penyampaian perdamaian dan kebenaran,” ujarnya disambut tepuk tangan.
Paus juga mengingatkan umat Katolik bahwa hari itu menandai Hari Sedunia kelima untuk Kakek-Nenek dan Lansia, yang didedikasikan untuk tema, “Berbahagialah mereka yang tidak kehilangan harapan.”
“Janganlah kita meninggalkan mereka sendirian, tetapi sebaliknya, jalinlah ikatan kasih dan doa bersama mereka,” katanya. “Marilah kita memandang kakek-nenek dan lansia sebagai saksi harapan, yang mampu menunjukkan jalan bagi generasi-generasi mendatang.”
Sebelum Angelus, Paus merenungkan Doa Bapa Kami, yang mengingatkan kita bahwa “Tuhan selalu mendengarkan kita ketika kita berdoa kepada-Nya.”
“Jika Dia terkadang merespons dengan cara atau di saat-saat yang sulit dipahami, itu karena Dia bertindak dengan kebijaksanaan dan pemeliharaan, yang melampaui pemahaman kita,” katanya. “Bahkan di saat-saat seperti ini, marilah kita tidak berhenti berdoa — dan berdoa dengan keyakinan — karena di dalam Dia kita akan selalu menemukan terang dan kekuatan.”
Ia mendesak umat beriman, “melalui doa dan kasih, untuk merasa dikasihi dan mengasihi sebagaimana Allah mengasihi kita: dengan keterbukaan, kebijaksanaan, kepedulian bersama, dan tanpa tipu daya.
Editor/Translator: Francelino
Sumber: Vatican News