Parlementaria: Di SMPN 5 Singaraja, Siswa Tidak Lancar Baca Diluluskan
Hasil Kunjungan Sekretaris Komisi IV di SDN 2 Alassangker dan SMPN 5 Singaraja

Quotation:
“Di SMPN 5 Singaraja juga progresnya bagus. Tadi saya lihat ibu guru disini intens sekali melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang kesulitan,” ucap Wakil Ketua Komisi IV DPRD Buleleng drh Nyoman Dhukajaya, M.Si.
Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Sebuah kabar mengejutakan terjadi di SMPN 5 Singaraja di Desa Penglatan. Seorang siswa kelas 9 (kelas III) yang tergolong siswa yang tidak lancar baca dan tulis, turut diluruskan dalam tahun ajaran 2024/2025 ini.
Kok bisa? Kepala SMPN 5 Singaraja, Ketut Ngurah Yasa, S.Pd, M.Pd , menjelaskan bahwa siswa tersebut rajin masuk dan rajin mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, hanya saja hasilnya tidak sesuai spektasi. “Di kelas 9 ada satu siswa tergolong siswa tidak mampu. Kami dalam rapat kelulusan, dia rajin masuk. Dari segi masuk, rajin. Dia bertanggungjawab dengan tugas, tetapi kalau diperiksa (hasil tugasnya) tidak sesui spektasi guru. Ini yang menjadi bahan-bahan pertimbangan kami juga, akhirnya secara lisan dia bisa, ya kita luluskan. Kami juga pertimbangan, nanti di masyarakat suatu saat pasti berkembang. Itu dasar pertimbangan kami, dan kami sudah laporkan ke Disdikpora,” jelas Kepala SMPN 5 Singaraja, Ketut Ngurah Yasa, S.Pd, M.Pd, saat Sekretaris Komisi IV DPRD Buleleng melakukan kunjungan ke SMPN 5 Singaraja di Desa Penglatan, Kamsi (5/6/2025).
Ngurah Yasa mengungkapkan bahwa awalnya terdapat 14 siswa di SMPN 5 Singaraja yang tergolong siswa tidak lancar baca tulis. Namun setelah ditangani secara serius dan intensuf akhirnya empat siswa sudah teratasi dan menjadi siswa yang lancar baca tulis. “Awalnya 14 siswa, tapi yang 4 siswa sudah bagus, dan kini tinggal 10 siswa,” sebut Ngurah Yasa.
Sementara di SDN 2 Alassangker, Kecamatan Buleleng, terdapat 8 siswa yang tidak lancar baca dan tulis. Namun dalam pembinaan dan penanganan khusus, satu siswa perkembangannya sudah bagus dan kini tinggal 7 siswa yang masih dalam penanganan sekolah.
“Yang tujuh ini terus kami dampingi dan kami mendapat bantuan dari mahasiswa Institut Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan (IMK) Singaraja untuk mendampingi kami selama delapan kali pertemuan. Dan sekarang sudah sampai sekarang, kami sudah merancang juga sampai kenaikan kelas, anak yang tujuh ini tetap mendapat pendampingan dari tim dari guru-guru kami,” ucap Nyoman Santika, Kepala SDN 2 Alassangker, yang kebetulan pertanggal 5 Juni 2025 dimutasi ke SDN 1 Pohbergong, Kecamatan Buleleng, dan digantikan oleh Putu Suparmi sebagai Kepala SDN 2 Alassangker.
Santika menyebutkan bahwa dari 8 siswa yang belum lancar baca tulis itu di SDN 2 Alassanker itu, tiga siswa duduk di kelas IV dan lima siswa duduk di kelas V.
Sementara itu Kepala SDN 2 Alassangker yang baru, Putu Suparmi, menyatakan dia akan melanjutkan kebijakan Kepala SDN 2 Alassangker terdahulu dalam menangani siswa-siswa tidak lancar baca dan tulis. “Saya kebetulan baru hari ini (Kamis, 5 Juni 2025) masuk, jadi apa yang menjadi program Pak Nyoman (Nyoman Santika, red) saya pribadi akan melanjutkan program itu. Karena saya orang baru sini belum tahu dan belum mengenal karakter di sekolah sini (SDN 2 Alassangker, red) jadi kami akan tetap berkolaborasi,” ucap Putu Suparmi, Kepala SDN 2 Alassangker yang baru.
Bagaimana komentar Sekretaris Komisi IV DPRD Buleleng drh Nyoman Dhukajaya, M.Si, menjelaskan bahwa dirinya melakukan kunjungan ke SDN 2 Alassangker dan SMPN 5 Singaraja di Penglatan untuk memantau penanganan anak-anak yang tergolong belum lancar baca dan tulis.
Hasil kunjungan ke kedua sekolah itu, kata Dhukajaya, beberaa siswa yang tidak lancar baca dan tulis, sudah ada perkembangan yang signifikan, setelah dilakukan pendampingan baik oleh tim guru di sekolah bersangkutan maupun yang dilakukan oleh mahasiswa Institut Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan (IMK) Singaraja. “Tadi saya pantau dan lihat serta saya interaksi langsung dengan siswa, di SDN 2 Alassangker sudah ada progres,” ucap Dhukajaya.
Perkembangan positif juga ditemukan pada siswa-siswi yang tidak lancara baca tulis di SMPN 5 Singaraja di Penglatan. “Di SMPN 5 Singaraja juga progresnya bagus. Tadi saya lihat ibu guru disini intens sekali melakukan pendampingan terhadap anak-anak yang kesulitan. Ternyata apa yang saya lihat tadi di sini bahwa anak-anak sudah ada progres membaca, sudah bisa membaca. Memang satu anak dengan disklesia, namun dengan kemampuan ibu-ibu guru bersama Disdikpora, saya yakin persoalan ini akan segera terselesaikan dalam waktu 6 bulan. Progesnya sudah ada,” jelas Dhukajaya.
Politisi Golkar ini menyatakan, “Saya sendiri melihat langsung bagaimana kondisi anak-anak yang mengalami kesulitan, benar-benar ada yang disklesia, kesulitan dia untuk mengeja tetapi saya yakni dengan cara penanganan yang inklusif ini mereka akan lebih mudah membaca atau calistung ini.”
Dhukajaya menyatakan bahwa sesuai dengan schedul penanganan yakni selama enam bulan, maka DPRD Buleleng akan kembali turun ke sekolah-sekolah selah enam bulan nanti. Tujuannya untuk mengetahui hasil penanganan anak-anak yang kesulitan itu selama enam bulan penanganan. “Seperti ini dah, ada progres, ada pelaporan tentang anak-anak yang kesulitan yang mengalami kesulitan ini. Setelah enam bulan kita turun lagi untuk memastikan data (anak-anak yang mengalami kesulitan, red) yang ada ini betul-betul bisa tuntas apa nggak. Karena calistung itu ada basic, dasarnya ilmu ada disini, kalau belum selesai, kita tidak bisa mengikuti pengetahuan yang lain. Harus tuntas, tiga bulan atau enam bulan itu target, harus tuntas,” tegas Dhukajaya.
Di tempat yang sama Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng Dr I Made Bagus Andi Purnomo yang mendampingi kunjunganSekretaris Komisi IV DPRD Buleleng drh Nyoman Dhukajaya, M.Si, menyatakan rasa bangganya. Ini lantara setelah masalah ini terungkap dan menjadi heboh, akhirnya kini semua pihak terkait semua tergerak hatinya menangangi siswa yang tidak lancara baca tulis ini.
“Saya apresiasi karena DPRD Kabupaten Buleleng turun ke sekolah-sekolah untuk memastikan data yang ditemukan Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng terkait dengan siswa di Buleleng yang tidak bisa membaca. Ini suatu hal yang bagus, suatu progres yang bagus, Pemkab Buleleng (eksekutif dan legislatif) turun ke lapangan untuk memastikan sehingga ke depan ada perencanaan ke depan. Sebenarnya masalah ini bukan di SMP, tetapi di tingkat dasar. Bagaimana fokus pendidikan di tingkat dasar itu harus ditingkatkan, misalnya pengawasannya. Jangan sampai siswa yang tidak bisa membaca ini diluluskan sampai ke SMP. Ini kan problem,” ucap Dr Andi Purnomo.
Sekretaris Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng itu mengklaim bahwa temuan terbaru sekitar 800-an siswa di kelas besar, di Face B tidak bisa membaca. “Temuan terakhir bahwa sekitar 800 sekian siswa di kelas besar, di Face B tidak bisa membaca. Ini problem, masalah yang harus diselesaikan di tingkat dasar.
Writer/Editor: Francelino