Pemerintahan

Panen Perdana Padi Semeton Buleleng, Komitmen Swasembada Pangan di Kabupaten Buleleng

Quotation:
“Ini kunci mencapai target produksi 110.132,4 ton gabah kering giling di 2025,” ucap Wabup Gede Supriatna.

Seririt, SINARTIMUR.co.id – Kabupaten Buleleng, Bali menorehkan tonggak baru dalam ketahanan pangan dengan menyelenggarakan panen perdana varietas padi unggulan lokal, Semeton Buleleng, pada Minggu (3/8/2025). Gelaran di Balai Benih Unggulan Desa Tangguwisia, Kecamatan Seririt ini bukan sekadar seremonial, melainkan bukti komitmen pemerintah mewujudkan kedaulatan pangan berbasis potensi lokal.

Wakil Bupati Buleleng Gede Supriatna menekankan signifikansi momen ini bagi target swasembada pangan daerah. Varietas Semeton Buleleng dikembangkan khusus menyesuaikan kondisi lahan dan geografis Buleleng.

“Ini kunci mencapai target produksi 110.132,4 ton gabah kering giling di 2025,” ujarnya di tengah hamparan padi menguning.

Ia mengungkapkan capaian hingga Juli 2025 telah mencapai 60.026 ton. Capaian tersebut memberi keyakinan target akhir tahun terpenuhi. Supriatna juga menyinggung pentingnya hilirisasi untuk produk pertanian.

“Kita dorong penggilingan beras (RMU) lokal bekerja maksimal agar hasil panen tak diekspor mentah ke daerah lain lalu didatangkan kembali sebagai beras mahal. Praktik itu merugikan ekonomi Buleleng,” ungkap Supriatna.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng Gede Melandrat membeberkan keunggulan teknis varietas baru ini. Semeton Buleleng punya adaptasi tinggi di lahan marginal Buleleng. Juga tahan hama burung berkat daun padi yang tegak mengarah ke langit.

“Hal menyulitkan burung untuk bertengger,” papar Melandrat sambil menunjukkan padi.

Hasil ubinan perdana menunjukkan angka menjanjikan yaitu 5,7 ton per hektar. Mendekati target ideal enam ton. Keunggulan lain adalah ketahanan terhadap rebah (lodging) dan kemampuan ditanam pada musim tanam kedua (MK II) – periode dimana varietas lain seperti Inpari 32 kesulitan akibat kebutuhan air tinggi.

Uji adaptasi simultan dilakukan di tiga titik mewakili karakteristik Buleleng. Di Desa Alasangker (tengah), Buleleng Kota, dan Giri Emas (timur). Melandrat menyebut kolaborasi peneliti, petani, dan dinas provinsi krusial dalam merancang varietas yang memberi pilihan baru bagi petani ini. Dukungan pemerintah tidak berhenti pada produksi.

“Kami akan dampingi petani memastikan irigasi lancar, alat mesin pertanian (alsinta) tersedia, dan RMU beroperasi optimal. Hilirisasi adalah tantangan terberat. Produksi melimpah tak berarti jika tanpa kemampuan olah gabah lokal,” sebutnya.

Kehadiran Semeton Buleleng diharapkan melengkapi, bukan bersaing negatif, dengan varietas eksisting seperti Inpari 32 (unggul di musim hujan) atau Cierang (tahan kekeringan). Benih ini akan didistribusikan melalui unit usaha seperti Perumda Swantara atau koperasi untuk memperkuat ekosistem perbenihan lokal. Momentum ini menjadi pendahulu rencana peluncuran varietas jagung unggulan Buleleng pada 11 Agustus 2025 mendatang. Semua upaya ini menegaskan komitmen daerah menjadikan sektor pertanian sebagai lumbung pangan dan penggerak ekonomi berdaulat.

Writer: Indra
Editor: Francelino

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button