Info PKKMB Undiksha 2025: Dewan Pakar BPIP Tegaskan Pendidikan dan Pancasila, Kunci Hadapi Ketidakpastian Zaman

Quotation:
“Tantangannya adalah bagaimana kita menyikapi ketidakpastian dunia dan berupaya merubahnya dengan pendidikan,” ucap Prof Ermaya.
Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) memasuki hari pertama, Rabu (13/8/2025), diawali dengan materi “Sosialisasi Kehidupan Berbangsa, Bernegara, dan Jati Diri Bangsa”.
Materi ini disampaikan oleh Ketua Dewan Pakar Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Bidang Geopolitik dan Geostrategi Manajemen Pemerintahan, Prof. Dr. Ermaya Suradinata, S.H., M.H., M.S., yang menekankan pentingnya peran pendidikan dan penguatan ideologi Pancasila sebagai fondasi kehidupan berbangsa.
Dalam pemaparannya, Prof. Ermaya menjelaskan pendidikan merupakan “senjata” utama untuk mengubah situasi, termasuk mengubah diri menjadi lebih baik, yang sejalan dengan tujuan menjaga jati diri bangsa. Ia mengingatkan mahasiswa bahwa ketidakpastian adalah sebuah kepastian di era globalisasi, sehingga kemampuan adaptasi dan penguatan nilai kebangsaan menjadi hal mendasar. “Tantangannya adalah bagaimana kita menyikapi ketidakpastian dunia dan berupaya merubahnya dengan pendidikan,” ujarnya.
Prof. Ermaya menegaskan bahwa kemerdekaan yang telah diraih para pendiri bangsa harus diisi dengan kontribusi nyata, salah satunya melalui pendidikan. Pilihan mahasiswa melanjutkan studi di Undiksha dinilai sebagai langkah tepat untuk mengambil peran dalam mengisi kemerdekaan dengan karya bermanfaat yang menjaga jati diri bangsa.
Sebagai strategi untuk menghadapi perubahan, ia memperkenalkan konsep ASOCA, yaitu Ability (kemampuan), Strength (kekuatan), Opportunities (peluang), Culture (budaya), dan Agility (kecerdasan). Penambahan unsur budaya dan kecerdasan menurutnya sangat penting untuk memastikan generasi muda tidak tercabut dari akar kebangsaan sekaligus mampu menjawab tantangan global. Konsep ini, jelasnya, merupakan salah satu cara menanamkan kesadaran berbangsa dan bernegara yang adaptif terhadap zaman.
Ia juga mengingatkan bahwa mendirikan suatu bangsa bukanlah hal mudah, sebagaimana perjuangan para pendiri bangsa, khususnya Presiden Soekarno, yang memperkuat jati diri bangsa demi menyatukan rakyat. Karena itu, generasi muda diminta tetap mempertahankan ideologi Pancasila sebagai fondasi kehidupan berbangsa dan bernegara, sesuai dengan topik sosialisasi yang mengedepankan penguatan nilai kebangsaan dan persatuan.
Lebih lanjut, Prof. Ermaya menekankan Pancasila tidak boleh berhenti sebagai konsep, tetapi harus dihidupkan dalam perilaku sehari-hari. Nilai kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan harus tercermin dalam sikap mahasiswa. Ia menilai semangat “Harmoni” yang diusung Undiksha selaras dengan nilai-nilai Pancasila dan harus diwujudkan melalui penghargaan terhadap perbedaan serta komitmen menjaga keutuhan NKRI.
Melalui sosialisasi ini, mahasiswa baru Undiksha diharapkan memiliki kesadaran kolektif untuk menjadi agen perubahan yang berpegang teguh pada jati diri bangsa, siap menghadapi tantangan zaman, dan mampu membawa Indonesia menuju masa depan lebih baik. “Masa depan yang baik akan ditentukan oleh bagaimana diri kalian saat ini,” pungkasnya.
Editor: Francelino
Sumber: Humas Undiksha