Gubernur Koster Kritik Pelayanan Megaburan di Bandara I Gusti Ngurah Rai

Quotation:
”Bandara Ngurah Rai adalah wajah Bali dan wajah Indonesia di mata dunia. Semua instansi harus menyadari kehormatan ini, bekerja dengan komitmen, dedikasi, dan integritas, tanpa pungli maupun tindakan yang merugikan wisatawan,” ucap Gubernur Koster.
Tuban, SINARTIMUR.co.id – Pelayanan megaburan di Bandara I Gusti Ngurah Rai yang sering menjadi sorotan dan keluhan publik mendapay perhatian dari Gubernur Bali Wayan Koster.
Untuk memotong mata rantai pelayanan megaburan di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Sabtu (23/8/2025) Gubernur Bali, Wayan Koster menggelar Rapat Koordinasi Lintas Instansi membahas peningkatan pelayanan Terminal Internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai, di Ruang Rapat Bandara I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Badung.
Rapat dihadiri Kepala Kanwil Direktur Jendral Bea Cukai Bali, NTB, NTT, R. Fadjar Donny Tjahjadi, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Ngurah Rai Winarko, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV Cecep Kurniawan, serta General Manager PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Ahmad Syaugi Shahab beserta Kepala Perangkat Daerah Terkait di lingkungan Pemprov Bali.
Dalam rapat koordinasi tersebut Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng itu mengkritik pelayanan megaburan yang terjadi di terminal internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Gubernur Koster menegaskan, Bandara I Gusti Ngurah Rai merupakan pintu gerbang utama masuknya warga negara asing ke Indonesia dan Bali merupakan destinasi wisata dunia. Sehingga pelayanan di Bandara International I Gusti Ngurah Rai harus ditingkatkan agar berkelas dunia dengan standar berkualitas, efisien, akurat, aman, bersih, serta berdaya saing global.
Gubernur Koster menyoroti sejumlah persoalan masih harus dibenahi, antara lain antrean panjang pada pelayanan imigrasi, lemahnya pengawasan terhadap orang asing, lamanya proses pengambilan bagasi, antrean panjang di pemeriksaan Bea Cukai akibat wisatawan belum mengisi form online, serta pelayanan lainnya yang dinilai belum optimal. Seperti masih adanya angkutan ilegal, kebersihan dan keamanan yang kurang, kemacetan di pintu masuk dan keluar, serta prosedur keadaan darurat yang belum sesuai standar internasional.
”Kita tidak bisa lagi bekerja dengan cara biasa-biasa saja. Persoalan antrean panjang di imigrasi, lemahnya pengawasan orang asing, lamanya proses bagasi, hingga kebersihan dan keamanan belum optimal, harus segera dibenahi,” tegas Koster.
Menjawab berbagai persoalan tersebut, Gubernur Bali meminta pihak bandara terus berbenah seperti fasilitas lama segera diganti, sistem pintu masuk dan keluar ditata ulang sehingga tidak terjadi kemacetan serta kebersihan ditingkatkan, kendaraan operasional menggunakan kendaraan listrik ramah lingkungan, serta konter Pungutan Wisatawan Asing (PWA) disiapkan di lokasi strategis.
Gubernur Koster mengungkapkan bahwa PWA bagi Bali sangat penting sebagai sumber pendapatan Bali mengatasi berbagai permasalahan mendasar yang dihadapi Bali, seperti kemacetan (karena infratruktur penunjang belum memadai), persoalan sampah dan pelestarian adat dan budaya yang menjadi sektor penting kepariwisataan di Pulau Dewata.
Gubernur Koster mengingatkan seluruh instansi agar memiliki komitmen, dedikasi, dan integritas, serta bekerja profesional tanpa pungli maupun melakukan tindakan yang merugikan wisatawan. ”Bandara Ngurah Rai adalah wajah Bali dan wajah Indonesia di mata dunia. Semua instansi harus menyadari kehormatan ini, bekerja dengan komitmen, dedikasi, dan integritas, tanpa pungli maupun tindakan yang merugikan wisatawan,” ucapnya.
Koster menekankan perlunya sinergi antar unit pelayanan agar Bandara I Gusti Ngurah Rai benar-benar menjadi bandara berkelas dunia yang mampu menjaga citra Bali dan berdaya saing global.
Seusai menggelar rapat, Gubernur Bali beserta rombongan meninjau langsung sejumlah layanan yang ada di Terminal Kedatangan Bandara International I Gusti Ngurah Rai seperti layanan imigrasi, bagasi, bea cukai hingga posisi letak layanan PWA nantinya akan ada di Terminal Kedatangan Bandara International I Gusti Ngurah Rai.
Writer/Editor: Francelino