Pariwisata

Bulfest 2025: Vakum Lima Tahun, Buleleng Festival Kembali Digelar

Quotation:
“Kami berkomitmen sampah festival tidak sampai ke TPA. Plastik daur ulang ini bahkan bisa jadi bahan campuran aspal, seperti yang sudah diterapkan di ruas jalan Buleleng sejak 2022,” janji Suyasa.

Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Event Buleleng Festival (Bulfest) menjadi festival favorit yang digelar Pemkab Buleleng sejak era pemerintahan Bupati Putu Agus Suradanyana dan Wabup Nyoman Sutjidra.

Namun Bulfest menghilang sejak Covid-19 melanda dunia hingga berakhirnya masa jabatan Bupati Putu Agus Suradnyana danWabup Nyoman Sutjidra per tanggal 27 Agustus 2022. Vakumnya Bulfest berlangsung Pemkab Buleleng dikendalikan Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana dari tahun 2022 hingga 2024.

Nah, setelah vakum selama lima tahun, kini duet Bupati Nyoman Sutjidra dan Wabup Gede Supriatna membangkitkan kembali Bulfest yang menjadi festival yang selalu ditunggu masyarakat Buleleng. Karena selalu menampilkan tradisi budaya Buleleng.

Untuk menghidupakan Bulfest di tahun 2025 ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng Drs Gede Suyasa, M.Pd, yang ditunjuk oleh Bupati Sutjidra sebagai Ketua Panitia Bulfest 2025, menggelar jumpa pers di Restoran Ranggon Sunset di Pantai Penimbangan Singaraja, Rabu (30/7/2025) siang.

Suyasa menyebutkan Bulfest 2025 ini bertajuk “The Mask History of Buleleng: Topeng Leluhur, Jiwa Buleleng”. Dijelaskan Suyasa, Bulfest 2025 ini akan berlangsung selama enam hari, dari 18 Agustus hingga 23 Agustus 2025, menyebar di berbagai titik strategis Kota Singaraja.

Suyasa mengatakan Bulfest ini menjadi momentum revitalisasi warisan topeng sebagai identitas budaya lokal sekaligus penggerak ekonomi.

“Buleleng pernah menjadi tuan rumah Konferensi Topeng Internasional tahun 2010. Kita punya kekayaan topeng yang beragam dari berbagai desa, tapi belum tergali optimal,” katanya.

Bulfest 2025 ini dirancang untuk mempromosikan, melestarikan, dan mengembangkan potensi topeng sebagai warisan leluhur, sekaligus mendongkrak perekonomian melalui partisipasi UMKM dan kuliner.

Diuraikannya, rangkaian acara akan terpusat di Tugu Singa Ambara Raja sebagai panggung utama untuk pertunjukan tradisional dan nasional, Sasana Budaya untuk seni klasik legendaris seperti Gong Kebyar Mebarung, serta Puri Kanginan Singaraja yang menampilkan seni yang dikurasi oleh Dinas Kebudayaan.

Rumah Jabatan Bupati akan menjadi lokasi Buleleng Digital Expo yang dikelola Dinas Kominfosanti, menampilkan talkshow bertema topeng dari perspektif ekonomi digital dan generasi muda, serta beragam lomba seperti esport, fotografi jurnalistik, dan programming competition. Di tempat yang sama, panitia akan menggelar pameran foto, lukisan, dan replika topeng, serta demo pembuatan topeng oleh pengukir yang ditargetkan menghasilkan satu karya per hari. Hasilnya rencananya akan dibeli oleh kepala perangkat daerah untuk mendukung pelestarian.

“Sementara itu, Kantor DPRD difokuskan untuk UMKM olahan pangan dan aktivitas kreatif. Jalan Veteran menjadi pusat kuliner dengan 66 stan khas Buleleng, dan Gedung Wanita Laksmi Graha mengadakan seminar budaya topeng dengan upaya menghadirkan pakar seperti Profesor Bandem,” ujar Suyasa.

Suyasa menyebutkan lebih dari 1.000 orang akan terlibat sebagai pengisi acara, dengan camat tiap kecamatan diberi peran menampilkan keunikan lokal. Selain itu, pengelolaan sampah menjadi sebuah inovasi baru. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng akan mengkoordinasikan pemilahan sampah harian di lokasi festival. Sampah organik dan plastik dipisahkan untuk didaur ulang, khususnya plastik yang disalurkan ke komunitas pendaur ulang.

“Kami berkomitmen sampah festival tidak sampai ke TPA. Plastik daur ulang ini bahkan bisa jadi bahan campuran aspal, seperti yang sudah diterapkan di ruas jalan Buleleng sejak 2022,” janji Suyasa.

Gelaran Bulfest 2025 kakli ini bakal lebih wah dan lebih meriah lagi karena gelaran yang mengusung semangat pelestarian budaya ini rencananya akan dihadiri Wakil Menteri Pariwisata terkait dan Gubernur Bali.

“Ini bukan sekadar pesta seni, tapi investasi untuk mempromosikan Buleleng sebagai destinasi budaya sekaligus menggerakkan ekonomi kreatif,” pungkas Suyasa.

Writer: Indra
Editor: Francelino

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button