Kesehatan

Bos CV AJ Tuding RSUD Giri Emas Terlantarkan Pasien, Dibantah Direksi RSUD Giri Emas

Quotation:
“Pukul 21.06 Sambil menunggu bacaan dari dokter radiologi klien diberikan terapi intravena omeperazole 1 vial dan ketorolac 1 ampul dan di lakukan observasi,” ungkap Direktur RSUD Giri Emas, dr Made Pujawan, M.Kes.

Singaraja, SINARTIMUR.co.id – Kisah peristiwa tabrakan maut truk molen Minggu (29/6/2025) malam di Kubutambahan, kini bergeser ke RSUD Giri Emas.

Kok bisa? Ini lantaran keluarga sopir truk molen bernama Gede Suryawan yang juga menderita luka parah dan bos CV Aruna Jaya Made Adi Purnawijaya mengeluhkan pelayanan medis di RSUD Giri Emas terhadap pasien Gede Suryawan.

Bahkan Adi Purnawijaya yang mantan Wakil Ketua DPRD Buleleng periode 2014-2019 dari Fraksi Demokrat itu menuding RSUD Giri Emas menerlantarkan sopirnya Gede Suryawan saat dibawa ke RS itu usai peristiwa tabrakan di Kubutambahan.

“Sopir saya (pasien Gede Suryawan, red) dibiarkan begitu saja, tidak ditangani. Kasihan dia menjerit dan nangis kesakitan. Alasannya tenaga dokter kurang. Ini yang bilang itu dokter jaga,” jelas Adi Purnawiaya.

Adi menceritakan, sejak pasien itu masuk sekitar pukul 19.00 wita lebih hingga sekitar jam 1 dinihari ia tiba di RSUD tersebut tidak ada tindakan medis. “Padahal saya sudah telpon bahwa saya tanggung semua biaya, tolong segera ditangani,” sambungnya.

“Sekitar jam 1 dinihari (Senin 30 Juni 2025) saya sampai di sana, pasiennya belum ditangani sama sekali, saya marah-marah di sana. Saya minta dirujuk ke RSUD Buleleng, tapi katanya kamar di RSUD Buleleng sudah penuh,” kisahnya.

Masih menurut pengakuan Adi, “Saya mau sewa ambulans untuk rujuk pasien ke RS Kerta Usadha saja tidak dikasih, alasannya SOP lah. Padahal saya mau sewa. Saya kecewa sekali dengan pelayanan di RS itu.”

Diceritakan Adi, baru Senin (30/6/2025) pagi sekitar pukul 09.00 Wita dirujuk ke RS Kerta Usadha Singaraja, dan di RS tersebut langsung merespon dengan cepat dengan melakukan tindakan operasi.

Dibantah RSUD Giri Emas

Bagaimana pnjelasan versi direksi RSUD Giri Emas? Direktur RSUD Giri Emas dr I Made Pujawan, M.Kes, yang dikonfirmasi media ini membantah keluhan keluarga dan bos pasien Gede Suryawan.

Direktur Pujawan dalam press releasenya yang dikirim Humas RSUD Giri Emas Made Karmawan, menjelaskan bahwa informasi yang diperoleh dari Tim Jaga dr Nanda Rizki Putri Risma, pasien Gede Suryawan datang ke RSUD Giri Emas pukul 19.17 wita dengan kondisi luka post kecelakaan lalu lintas.

“Pukul 19.18 pasien diterima langsung di UGD RSUD Giri Emas dang langsung diberikan pelayanan perawataan luka sambil menunggu identitas. Pasien diberikan pelayanan dengan kondisi UGD full bed 10 pasien (2 kondisi pasien jelek) dengan antrean 3 pasien lagi,” jelas Direktur Pujawan.

Dipaparkannya, pukul 19.35 pasien langsung dilakukan pemereksaan radiologi dan dikonsulkan ke DPJP. Dari DPJP disarankan menunggu bacaan rontgen dan rujuk.

“Pukul 21.06 Sambil menunggu bacaan dari dokter radiologi klien diberikan terapi intravena omeperazole 1 vial dan ketorolac 1 ampul dan di lakukan observasi,” ungkap Direktur Pujawan.

Direkut Pujawan melanjutkan penjelasannya, pukul 22.30 baacaan hasil radiologi telah terbit dan disarankan rujuk karena dislokasi tulang. “Keluarga di KIE masih berunding setelah dijelaskan SOP perujukan. Atasan pasien menelfon bilang untuk tindakan saja dahulu dan rujuk ke RSUD, keluarga masih menunggu keputusan,” ceritanya lagi.

Pukul 00.45 Wita, jelas Direktur Pujawan, setelah keluarga ada hasil runding dan bersedia untuk dirujuk dengan SOP yang ada pasien dilakukan pemasangan infus dan pemeriksaan laboratorium penunjang .

Kemudian pihak RSUD Giri Emas pun melakukan komunikasi dengan RSUD Kabupaten Buleleng untuk merujuk pasien ke RSUD Kabupaten Buleleng di Singaraja. “Pukul 01.00 wita (Senin 30/6/2025 dinihari, red) setelah ada hasil lab dan menghubungi RSUD kamar tidak tersedia, konfirmasi ke keluarga minta kamar kelas 2, sudah hubungi RSUD kamar penuh juga, sudah informasi ke keluarga sisa kamar kelas 1 keluarga bilang mau menelfon bosnya,” jelas Direktur Pujawan.

Diuraikan Direkut Pujawan bahwa pukul 03.49 dokter memberikan terapi antibiotic ceftriaxone 1 gram. Pukul 06.00 Baru ada jawaban dari pihak keluarga, setelah konfirmasi ke RSUD masih konsul ke DPJP dari pihak RSUD jam 07.00 pasien diberikan terapi anti nyeri kembali ketorolac 1 amp.

“Pukul 07.15 keluarga minta ke RS KU Singaraja dan langsung dari pihak kita menghubungi RS KU. Pukul 07.49 pasien bisa diterima oleh RS KU dan pasien langsung bearngkat menggunakan ambulance RSUD Giri Emas,” pungkas Direktur Pujawan mengakhiri penjelasannya.

Writer/Editor: Francelino

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button